Monday, September 13, 2010

Day 26 : Jena On Duty

Berada sedikit di pinggiran Jakarta, apartemen ini berada di lantai 24 dengan luas setengah lantai gedung. Punya teras luar, dengan sepetak kebun anggrek dan koleksi tanaman tropis. Serasa di tengah hutan mini, di atas langit. Selain kamar utama, terlihat ada 3 pintu kamar lainnya dan sebuah kamar kecil untuk istirahat asisten rumah tangga di bagian belakang apartemen.

Sesuai buku panduan kerja yang dia terima dari CV ProWork milik mas Muji,  Jena harus bekerja selama 8 jam setiap harinya, dengan 1 hari libur dalam setiap minggunya. Apartemen ini, milik keluarga Wirga Singgih.  Dan 2 hari lalu, Jena menerima sebuah amplop cokelat tebal dari keluarga ini melalui CV ProWork.

Isinya beberapa tanda pengenal akses masuk apartemen, password security-pass untuk masuk ke dalam apartemen, daftar pekerjaan yang harus Jena kerjakan di 3 hari pertama, dan petunjuk-petunjuk singkat tentang isi apartemen.

3 hari pertama. Tanpa Keluarga Wirga Singgih. Karena menurut informasi, saat ini keluarga Wirga Singgih masih berada di Australia dan akan tiba kembali di Jakarta besok lusa. Jadi, sejak 3 jam lalu tiba di apartemen ini, seluruh daftar kerja selama 3 hari, sudah selesai Jena selesaikan : memastikan semua tanaman tidak kering kurang air, memastikan isi kulkas bersih dari produk kadaluarsa. Sudah semua! Apartemen ini bersih dan rapih. Jadi, apa lagi ya?

Di peraturan tertulis jelas. HARUS 8 JAM. Jadi, selama 5 jam kedepan apa yang harus Jena lakukan lagi? Jena belum melihat isi kamar. Sepertinya gak perlu. Seisi apartemen rapih jali. Tanpa debu.
Duduk di sofa tengah, Jena memandang seluruh apartemen. Besar, mewah, tapi tetap bersahaja dengan sentuhan-senthan pribadi di sudut-sudutnya. Bukan sekedar apartemen kelas atas tak bernyawa seperti yang ada di majalah-majalah interior.

Akhirnya, Jena memutuskan untuk mengenal keluarga ini lebih dekat melalui foto-foto yang terpajang. Dimulai dari foto besar di ruang utama. Pak Wirga, sepertinya pribadi yang menyenangkan dilihat dari senyumnya yang lepas. Bu Wirga, cantik dengan sinar mata yang teduh. Putri pertama, sangat mirip wajahnya dengan Pak Wirga, senyumnya lebar dengan gigi rapih cemerlang. Putra kedua berkulit putih dengan tubuh gemuk dan senyum hangat jenaka. Satu-satunya yang tidak tersenyum di foto ini cuma putra terkecil. Berkulit lebih gelap, dengan sorot mata tajam cenderung dingin.

Foto besar ini pasti diambil bertahun-tahun lalu. Karena dari informasi yang Jena dapat, saat ini putri tertua pasangan Wirga Singgih yang bernama Gea Singgih sudah berkeluarga dan memiliki seorang putra berumur 1 tahun. Bersama suaminya, tinggal di Bali. Putra kedua berwajah jenaka bernama Ruben Singgih, lulusan amerika yang mulai mengambil alih perusahaan keluarga. Putra ketiga bernama Lexie Singgih, saat ini masih kuliah di Jakarta.

Puas menganalisa kelima anggota keluarga ini, Jena berlalih pada puluhan aneka frame yang berjejer rapi sepanjang selasar sisi luar apartemen. Ehm, sepertinya mereka sekeluarga sangat hobi travelling. Beberapa foto diambil saat mereka diving di laut, wisata berburu, dan bermain ski. Woow.. Sepertinya belum banyak foto yang baru. Masih foto-foto lama....

Jena kembali membuka amplop cokelat dari keluarga Wirga Singgih. Di sini tertulis, mereka meminta Jena untuk tidak sungkan dan menganggap apartemen ini seperti rumahnya sendiri. (WOW yeah!!) Jena bebas untuk mengolah bahan makanan yang tersedia di dapur dan lemari pendingin. Dan mereka secara khusus meminta Jena untuk memberi perhatian ekstra pada tanaman-tanaman koleksi keluarga ini.  Gak sulit. Karena Jena juga cinta tanaman...

No comments:

Post a Comment