Sunday, December 22, 2013

Hari untuk Ibu

Ehm. Berapa banyak para blogger oportunis yang akan menulis makna hari ibu menurut mereka, hari ini?

Karena dipastikan, gue jadi salah satunya. Ahay! Pertanyaan pertama, kenapa 22 Desember? Kenapa gak di tanggal lain?

Mustinya mah setiap hari ya? Hahahahhaha... Peran ibu, mana bisa cuma dikasi apresiasi 1 hari dalam setahun siiiiiih?

But eniweeei bukan itu esensinya. Ada kalimat yang gue sukaaaaa banget dari jaman pertama kali baca-nya :

"There is no way to be a perfect mother. But theres million ways to be a good one"

Gak ada ibu atau manusia yang sempurna. Pasti banyak kekurangan, kesalahan. Yang membedakan ibu unggul dari ibu-ibu biasa, adalah kemauannya untuk memperbaiki kesalahan. Dan willing untuk terus melimpahkan cintanya, tanpa syarat.

Eeeh. Itu mah menurut gue lho yaaaaa. Yang ga setuju, ya gak papa. Tetep gue kasi kecupan hangat dari jauh.

Lanjut lagi tentang Ibu, menurut gue. Predikat IBU yang Allah anugrahkan kepada seorang wanita, adalah karunia terindah dan termahal yang bisa didapat seorang wanita.

Gue, ibu dari seorang anak perempuan. Kelak dia juga akan menjadi seorang ibu. Adalah tugas gue saat ini, menciptakan sebuah citra penuh cinta seorang ibu, ke anak gue. Dengan harapan, kelak dia akan menjadi seorang ibu yang luar biasa untuk orang-orang yang mencintai dan dia cintai.

Karena itulah yang gue pelajari dari nyokap gue. Karena gue, pengen bisa sehebat dia. Pengen bisa setulus dia. Pengen penuh cinta, seperti dia.

Sebagai ibu, gue masih jauuuuh dari level ideal. Gue masi punya sangat banyak kekurangan. Belom berhasil membagi waktu dengan baik. Belom maksimal memberi yang terbaik untuk keluarga. Masi suka marah-marah gak sabaran. Masi egois dan mentingin keinginan hati sendiri.

Ke depan, kepengan jadi Ibu yang lebih baik. Bismillah....

Sent from my iPhone

Monday, December 09, 2013

WHERE ARE YOU.....

-->
I love to be in the midst of the action. I love to close my office door and enjoy quiet times. I'm really in between.
I value empathy, harmony and forgiving. I value logic, justice and fairness. I'm really in between.
I desire to be appreciated. I desire achievement and accomplishment. I'm really in between.
I believe feelings are valid only if they are logical. I believe any feeling is valid, whether it makes sense or not. I'm really in between.
I am often contented. I am often restless. I'm really in between.
I sympathize with people and would tell a white lie to avoid hurting their feelings. I tend to be unbiased and direct when I analyze people's problems, even if this might hurt their sensitivities. I'm really in between.
I like to pick up new skills. I get bored easily after mastering skills. I like to use and refine existing skills. I'm really in between.
Work first, play later. Enjoy now, finish the job later. I'm really in between.
I value imagination and innovation. I value realism and common sense. I'm really in between.
I truly enjoy living in the present moment. I like to make a sacrifice in the present when I can see that it will improve things in the future. I'm really in between.
I am planned and structured. I am spontaneous and vague. I'm really in between.
I think first, then act. I act first, then think. I'm really in between.
https://mail.google.com/mail/images/cleardot.gif


Thursday, December 05, 2013

You're not born to be a judge.

Here’s the thing. Gue lagi PMS nih. dengan segala ribet-nya, tiba-tiba pingin banget nulis sesuatu yang random. Itu, yang ada di judul atas. 
 
Gini. I’ve learned my lesson in life. SO MUCH. Salah satu-nya tentang bagaimana gue sering banget miss-judged.  Ketika menyangkut orang lain. Terkadang, ada orang-orang tertentu yang memang hadir di hidup lo sebagai pembawa ‘lesson’-nya.

Dan kadang, kesalahan ini berulang. Lagi dan lagi. Yang paling sering terjadi adalah, ketika tanpa sadar gue sedang ‘menghakimi’ seseorang karena ‘wujud fisik’nya. Atau apapun yang orang itu perbuat berdasar dengan apa yang gue lihat, dengar dan rasakan. 

Tapi kemudian gue sedikit-sedikit paham ilmu-nya. Bahwa kita bukan lahir untuk menjadi seorang hakim yang punya hak melabeli seseorang. WHY? Karena kita gak membawa fitrah ‘adil’ sejak lahir. Kita gak punya hak bawaan, untuk bisa memutuskan sebuah ‘label’ untuk orang lain.

Misal : gue akan langsung hilang respect dengan mereka yang ternyata terbukti berbuat selingkuh. Happened in my office. Yang tadinya temen, sekarang gue anggep sampah. 

Misal : mereka yang meng-agungkan kecantikan fisik, maka akan gue jatuhi label ‘shallow’ alias otak cetek. Happened in my closest family relations.

BUT, WHO AM I ANYWAY?

Belom tentu gue lebih baik dari mereka yang terbukti berselingkuh. Belum tentu gue lebih ‘dalem’ dari mereka-mereka yang doyan banget bicara ‘iiih cantiik, iiih ganteng’.

See? Itu bottom line-nya. Kenapa harus sok ‘lebih baik’. Padahal hidup gue juga masih berantakan. Masih penuh bolong sana-sini. Iiiiiish. Malu deeeh.

Sunday, July 07, 2013

OFF To Tidung Island! (2)

Selesai dzuhur, cuaca masih belum menunjukkan tanda-tanda cerah. Di rundown acara, mustinya snorkling dari jam 1 sampai jam 4 sore. Sudah hampir jam 2, langit masih gelap... Oo... Gimana niih? Akhirnya, snorkling sore dibatalkan dan dipindah besok pagi jam 7 setelah sarapan. Begitu hujan mulai reda dan langit lebih terang, akhirnya kita bersepeda menuju ke objek wisata andalan Pulau Tidung : Jembatan Cinta.

Masing-masing dapet jatah sepeda jenis sepeda mini merk United Bike warna oranye. Di Pulau ini, transportasi utama ya sepeda. Tidak ada kendaraan roda 4. Paling canggih ya bentor atau becak motor yang pasang tarif 15rb untuk jarak jauh ataupun dekat dan bisa ngangkut penumpang di depan dan di bangku belakang motor.

Jalanan di Tidung, dibuat dari conblock yang cukup rapih. Beberapa bagian, ada yang perlu diperbaiki. Tapi secara umum, cukup OK lah. Setiap beberapa puluh meter, ada polisi tidur. Biarpun hanya ada sepeda dan motor di sini, semua dilarang keras ngebut karena banyak sekali anak-anak kecil yang bermain di jalan.

Tentang sepeda... Ada beberapa 'juragan' penyewaan sepeda di Tidung. Harga 1 unit sepeda sekitar 800rban. Setelah kena ongkos kirim naik kapal laut maka harga per-sepeda jadi sekitar 900rb. Dan setiap juragan penyewaan sepeda, paling sedikit punya 100 unit sepeda. Wuih. 'Megang' banget ya bisnis sewa-menyewa sepeda di Tidung. Kira-kira dalam sehari berapa uang jasa sepeda yang mereka terima yaa?

Ok. Kembali ke Jembatan Cinta. Setelah bersepeda kecepatan santai sekitar 15 menit menyusuri pantai akhirnya kita sampe juga di objek wisata ujung pulang ini. Jembatan Cinta, adalah jalur penyeberangan panjang yang dibangun dengan beton kuat untuk menghubungkan pulau Tidung besar dengan Tidung kecil. Wisatawan diajak berjalan diatas jembatan sambil menikmati hembusan angin yang lembut sambil melihat permukaan air laut yang jernih. Padahal habis hujan lho, tapi tetep masi bisa terlihat terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang berenang bebas.

Di pulau Tidung kecil, tidak ada pemukiman. Hanya berupa lahan perkebunan kelapa dana beberapa jenis tanaman. Maklum, pulaunya emang imut banget. Balik lagi menuju pulau Tidung besar, kita bisa nonton atraksi loncat jembatan. Di bagian jembatan ini, ada yang dibuat lebih tinggi seperti jembatan umumnya di atas sungai. Dan ketinggian 5/6M, wisatawan ditantang untuk terjun bebas ke permukaan laut di bawah jembatan.

Lau di bawah jembatan ini, kedalamannya sekitar 3M, dengan warna kebiruan sedikit lebih tua. Di bagian dasar lautnya sudah bersih dari terumbu atau batu karang. Hanya tinggal pasir lembut. Jadi, aman untuk loncat di spot ini. Yang salah tehnik meloncat, akan merasa sedikit sakit-sakit badan. Tapi yang cara masuk permukaan airnya benar, umumnya akan loncat lagi dan lagi alias ketagihan.

Puas jadi penonton, kita menuju sisi lain dari objek wisata ini. Pantaiiiii! Mata Caca berbinar-binar melihat hamparan pasir lembut berwarna putih bersih. Makin girang ketika diijinin ayah-nya untuk main bebas di pasir. Hahahaha... Bisa juga akhirnya, bikin istana pasir kaya di film-film itu lho!
Puas makan pasir, lanjut makan cemilan khas pantai, otak-otak! Enaaak banget ini otak-otaknya. Panas, gurih, besar! Plus bumbu sambel kacang yang cocok banget buat cocolan. Dan minum es kelapa juga jangan sampe kelewat deh yaa!

Puas main, akhirnya kita putusin balik ke wisma. Bukannya apa-apa, tapi lagi-lagi cuaca makin jelek. Langit makin gelap. Alhamdulillah, begitu sampe wisma baru turun deh tuh hujan deraaaas... Ah syukurlah ga sampe basah kuyuuup...

Sayang sekali, hujannya awet benerrr. Rencana menikmati dinner romantis menu ikan bakar di pinggir pantai juga bataaaaal. Akhirnya, cukup menikmati baronang bakar dan cumi bakar di dalam wisma saja.. Gigit jari dewwwwh....











Powered by Telkomsel BlackBerry®

Saturday, July 06, 2013

OFF To Tidung Island! (1)

Kalo naksir pengen ke pulau Tidung sih, udah dari lama... Liat-liat foto postingan di FB orang, atau denger langsung pengalaman temen yang udah pernah ke pulau ini. Jadi, ketika tanya ke Caca, liburan naik kelas tahun ini dia mau jalan-jalan kemana dan dia jawab PANTAI, maka yang pertama terlintas buat didatengin ya Pulau Tidung.

Begitu niat disampaikan ke penyandang dana dan disetujui, mulailah acara hunting dan browsing info paket wisata ke Pulau Tidung. Cukup dengan masukin keyword Pulau Tidung di google search, langsung deh muncul ratusan pilihan buat dipelajari. Pilih-pilih dan tanya-tanya, akhirnya kita pilih paket-nya www.rakhatidungtour.com harganya ok, dan list package-nya lumayan lengkap.

Satu-satunya yang bikin rada ragu-ragu itu adalah cuaca. Menjelang tanggal berangkat (cuti udah diambil dari jauh hari plus pake revisi. Jadi gak mungkin mundur lagi... pun bulan ramadhan sudah di depan mata) cuaca malah jelek banget! Hujan dan mendung terus. Duuh jadi ragu.....

Tapi setelah diskusi dan pertimbangan ini-itu, di detik-detik terakhir akhirnya booked juga paket liburan ke Pulau Tidung. Kenapa akhirnya berangkat juga? Karena gue dan abi-nya Caca punya komitmen untuk terus kasih kesempatan buat Caca nambah pengalaman baru. Perjalanan berbau sedikit petualangan ke Pulau Tidung, bisa menjadi hal baru buat Caca belajar banyak hal.

Paket wisata ke Tidung itu, makin banyak jumlah orangnya makin murah. Dengan cost yang sama, nambah satu peserta lagi (emak gue) cuman nambah sedikit. Per-orang gak sampe 500ribu. Jadilah confirm kita ber-4 akan menuju Tidung di tanggal 4&5 Juli 2013.

Tanggal 4 sebelum subuh, kita sudah sibuk bersiap. Gak pake mandi, langsung ganti baju. Taksi sudah nunggu di depan rumah. Sekitar jam 4 pagi kita langsung menuju ke pelabuhan muara angke di daerah pluit. Dari bintaro menuju pluit, cukup 30 menit saja di pagi buta. Sampe di sana, turun di SPBU Meeting Point (begitulah SPBU ini selalu disebut) langsung antri shalat subuh di mushala kecil milik SPBU.

Dari mulai masuk ke kompleks pelelangan ikan mura angke, muke si Caca udah ditekuk. Maklum, bau-nya naudzubillah... Dari awal sebelum berangkat, gue udah sounding ke Caca. Bahwa trip ini, akan jadi perjalanan yang ber-sahaja. Simple dan gak boleh banyak rewel ini itu. Dia setuju, dan konsekuen gak banyak komplain. Cuman muka dia aja, yang selalu ketekuk hehehehehehe.... Learning-nya buat Caca : dia tau fungsi pasar pelelangan Ikan. DIa juga paham, ikan-ikan datang dari nelayan akan 'mampir' dulu di sini, sebelum nanti dijual ke pasar-pasar dan bisa kita makan di rumah.

Jam 7 teng, kita dipersilahkan naik ke atas kapal motor kayu. Untuk yang udah pernah, pasti udah gak aneh. Tapi untuk yang baru pertama kali, bakalan bingung juga. Jalan masuk ke area pelabuhannya itu 'gak banget'. Becek dan bolong-bolong. Walaupun gak jauh sih, paling cuman 50M dari SPBU meeting point. Kapal yang parkir tuh cukup banyak dan padat. Ada 7 kapal tetap yang memiliki rute Tidung - Muara Angke...Semacam kopaja P20 lah ya, trayeknya tetap. Ada juga puluhan kapal lainnya dengan trayek pulau Pramuka atau pulau-pulau lain di kepulauan seribu.

Untuk bisa masuk ke kapal (sudah ditentukan pihak Rakhatour), kita harus loncatin 2 kapal yang juga lagi nge-tem menunggu penumpang penuh. Seru. Goyang-goyang dikit, beresiko nyebur di air hitam yang kotor. Latihan konsentrasi dan jalan hati-hati. Alhamdulillah emak gue masih lincah... Maklumlah, dia sih bisa dibilang anak pelabuhan. Secara tumbuh besar di Belawan, Sumatra Utara.

Masuk ke badan kapal, kita pilih di dek bawah yang lebih kosong. Isinya lebih banyak 'keluarga' dan pedagang lokal Pulau Tidung yang membawa berkardus-kardus komoditi dagang mereka. Dek atas, umumnya berisi grup-grup anak muda yang mau ke Pulau Tidung dengan gaya pantai maksimal. Walaupun sebenernya dilarang, tapi dek atap juga dipenuhi orang-orang. Ibarat naik kereta kali ya, duduk di bagian atas kesannya cool dan banyak angin gitu... Atau bisa jadi, duduk di dek atas cukup bayar tempel sama keneknya. Gak perlu beli tiket resmi. Oiya kalau beli di loket, tiketnya seharga 35ribu plus dapet asuransi. Pelajaran buat caca : ternyata 'bus kota' bukan cuman di darat aja... Di laut juga ada.

Perjalanan, akan memakan waktu sekitar 2 jam tergantung cuaca. Dan pagi itu cuaca mendung tipis. Di dalam dek bawah, jangan bayangin ada tempat duduk. No. Cuman lantai kapal yang diberi alas terpal cukup tajam dan dilengkapi sekitar 10 kipas angin beasr diberbagai titik. Semua penumpang, dibebaskan memilih 'lapak'nya masing-masing. Dengan peraturan tak tertulis, semua mengambil posisi tiduran yang rapih bak deretan ikan pindang. Ternyata, umumnya penumpang emang tidur selama perjalanan. Selain menghindari mabuk laut, juga memanfaatkan waktu beristirahat. Terutama para pedangan yang sejak tengah malem udah sibuk belanja di pasar Jakarta.

Curi-curi pandang, gue amati Caca, yang duduk di seberang gue. So far, dia cuek-cuek aja. Dan enjoy-enjoy aja. Amaaan lah. Setengah perjalanan, Caca mabuk dan muntah. Pengalaman baru : mabuk laut euuuy! Secara kapal kayu goyang-nya berayun-ayun setara kora-kora-nya Dufan lah. Duduk di bagian tengah kapal, adalah posisi paling sedikit guncangan. SO better pilihlah duduk di tengah ya!

Merapat di Pulau Tidung, penumpang berlomba-lomba turun. No wonderrr, karena cuaca makin jelek dan hampir hujan. Pelabuhan di Pulau Tidung, sepertinya masih baru dan cukup bagus. Kapal yang sandar ada beberapa. Berhasil lompatin 2 kapal, akhirnya kita berhasil keluar pelabuhan dan langsung ketemu tour-guide kita buat 2 hari ini bernama Angger. Putra asli Pulau Tidung berdarah betawi.
Bergegas dan berjalan cepat, kita menuju wisma yang sudah disiapkan. Lumayan jauh juga, jalan kaki sekitar 10 menit.

Wisma-nya mungil tanpa nama berupa bagian belakang dari sebuah rumah warga. Mirip rumah kontrakan dengan 2 kamar. Kamar mandi dan toiletnya terpisah, dan sangat bersih. Kamar berisi kasur busa tanpa tempat tidur. AC 1 pk, ditempatkan diantara 2 kamar. Jadi serumah bisa dingin kalo nyalain AC. Ada TV 21inch dan dispenser air Aqua panas dan dingin. Beneran merk Aqua, bukan abal-abal. Ternyata hampir semua rumah disini minumnya air galon kemasan, dan Aqua jaya di pulau ini. Karena air tanah, kurang layak diminum dari segi rasa.

Begitu check in, hujan turun deras banget! Maka berikutnya adalah istirahat di wisma sambil nunggu dzuhur dan cuaca membaik. Makan siang sudah rapih terhidang. Menu-nya ikan tongkol bakar yang ternyata enak banget dan sayur lodeh lengkap dengan sambal plus potongan buah semangka. Oh, dapet welcome drink juga, teh poci dingin kemasan itu lhoh. Hehhehehehe....

Selesai dzuhur, cuaca masih belum menunjukkan tanda-tanda cerah. Di rundown acara mustinya snorkling dari jam 1 sapai jam 4. Sudah hampir jam 2, langit masih gelap........




Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, June 18, 2013

Fantastic G-Show!

Judulnya menjebak ya. Seperti dan seakan gue mau cerita pengalamanan nonton sirkus internasional yang penampilan-nya fantastik. Hehehehehe.... Gaaaak lah! Ini cerita, pengalaman gue pertama kalinya nonton konser artis penyanyi korea. Yang ketika selesai konsernya, kata-kata yang keluar dari mulut gue adalah : WOW Fantastic baby! Sementara hati gue berkata : Woooow...!! Wooooow!!! That was awesooooome!

Emang-nya konser siapa sih? Sampe segitu-nyaaaa??

Oke. Ini konser tunggal-nya seorang personel dan leader dari sebuah KPop Band. Yang gak suka musik dan penyanyi yang berasal dari korea, awas-awas bisa 'ketula' lho. Coba deh, sekali-kali dengan open-mind dengerin dan nikmati musik-musik KPop. Siapa tahu, jadi beneran suka kaya gue. Soalnya dulu gue kaya gitu. Udah melabel-kan diri gak mau dan gak suka dengerin artis-artis cakep hasil rekayasa operasi plastik ini nyanyi-nyanyi sambil nge-dance di atas panggung. Tapi begitu kenal grup band yang satu ini, langsung berubah pendapat. Gengsi terbang jauh-jauh. I'm totally in looooove with their music, appearance and humble attitude! They are BIGBANG.

Mungkin ada juga ya, yang gak familiar sama grup ini? Padahal mereka band papan atas yang punya jaringan fans merata di semua benua lwwwwwoh. Walaupun to be fair, kalo dijumlah mungkin tetep lebih banyak fans-nya super junior.

But they don't like an ordinary boyband yang berasal dari Korea. No. They are not. Kalo gue mulai ceritain siapa itu BIGBANG, bisa-bisa postingan ini berseri sampai 10 bahkan lebih. Jadi skip aja yah. Langung ke sang leader yang gue tonton konsernya : KWON JI YONG. Diartikan dalam bahasa inggris dan kemudian menjadi stage-name dia : G-DRAGON. Dia juga menggunakan label nama GIYONGCHI, plesetan dari Ji Yong-ssi sapaan khas Korea.

What so good about his concert?

Well, ini konser solo pertama G-Dragon yang meliputi beberapa negara dan kota-kota besar di Asia. Sebelumnya tahun lalu, BIGBANG udah sukses duluan bikin world tour concerts sampai ke eropa dan amerika selatan. Beruntungnya, Jakarta kedapetan 2 hari konser dari si G-Dragon alias GD ini tanggal 15-16 Juni kemarin. Lebih beruntung lagi, gue bisa nonton di hari ke-2 di Mata Elang Internasional Stadium Ancol mulai dari jam 4-6 sore.

G-Dragon sebagai leader-nya BIGBANG, bukan cuma bisa nyanyi dan nge-rap. Dia juga penulis lagu, komposer, arranger sekaligus produser tangan dingin untuk banyak lagu-lagu BIGBANG dan artis-artis binaan YG Entertainment lainnya.

PLUS lainnya, G-Dragon punya pribadi unik dalam selera dan urusan fashion. Menggabungkan segala aliran dalam gaya panggungnya, G-Dragon muncul jadi icon fashion penting di dunia KPop. Ditiru, dijadiin role model banyak artis lain. Di-endorse puluhan brand fashion mewah mulai dari Gucci sampai Rolex. Tapi jangan salaaah. Tetep aja style dia tuh 'beda'. Tata rambut-nya aja, sepanjang 2012 terlihat 97 kali ganti warna dan model. Iseng ya, yang ngitungin. Dan konon dihitung secara total, G-Dragon termasuk artis KPop yang terbanyak menerima award untuk across-category sejak 2006-2013 baik kategori grup, duo, dan solo. Masih muda (lahir tahun 1988) dan masuk top10 celebrity terkaya korea. Fiuuuh...! Kan? Kan? Susah berhenti kalo udah cerita tentang GD! Meeeen! That's why I'm so in loveeee with this boy!

Kalo ada yang kasi tuduhan umum : ih pretty boy! Masa cowok cantik sih? Well, itu kan kemasan ajaah. Buktinya GD punya pacar top-model asal Jepang bernama Kiko Mizuhara (gosipnya hehehehe). See? See? Kembali cerita tentang konsernya ya. Nama konsernya -G-Dragon 1st World Concert 'One Of The Kind'- yang diambil dari salah satu judul lagu solo-nya. Dimulai dari konser kick off di Seoul bulan Maret, dan berakhir di Singapore akhir bulan Juni 2013.

Konser-nya serius. Pake stage director-nya Michael Jackson from US. Tiap lagu, pake konsep. Tata lampu luar biasa, atraksi laser canggih, layar hologram yang bergerak, lived band juga personelnya dari US, dan aksi panggung GD sendiri yang penuh pesona.

He was so full of charisma. Gak banyak bicara, tapi sekali ngomong (in english) langsung ribuan penonton langsung terkesima. Tone suaranya tidak berat, malah cenderung light. Kadang senyum lebar, kadang pasang muka cool cuek yang bikin gemeeeez.

Di konser hari ke-2, GD bawain 19 lagu. Urutan dan pilihan lagu umumnya sama seperti konser di kota lain. Yang bikin istimewa konser di Jakarta, karena bintang tamu-nya adalah TOP. Personel dari BIGBANG juga yang konon dikenal karena jago beat-box dan tampan luar biasa dengan tatapan mautnya. GD dan TOP pernah punya album duo yang keluar di tahun 2010. So, sebagai tambahan mereka juga berduet dalam 2 lagu dan 1 lagu solo dari TOP. Konser 2 jam lebih sedikit, terasa kaya cuman 30 menit!

Dulu, cuman dari baca aja bisa tau betapa GD itu pribadi yang humble. Ternyata terbukti, dan lihat sendiri betapa tulusnya dia ke seluruh VIP (sebutan untuk penggemar BIGBANG). Biarpun bungkus luar kelihatan arogan, ternyata kalo bicara secara langsung tone-manner-nya sopan dan lembut. Makin cintaaaaaa...

Nonton konser kelas dunia yang dipersiapkan secara matang, rapih, teratur dan padat emang menyenangkan dan jadi pengalaman berharga. Tim YG dan promotor Jakarta, boleh nih dicontoh sama artis lain yang pengen konsernya layak dikenang. Semua hal, menyenangkan. Sayang, untuk di Jakarta belom ada pilihan kebih baik dari MEIS Ancol. Jauhnya itu loooh...

Konser artis-artis dari YG Entertainment memang konon yang paling ketat aturannya. Pemegang tiket, berulang kali dapat peringatan tentang larangan-larangan dan aturan selama konser dari pihak promotor. Dari email blast dan account twiter resmi mereka. Jadi selama nonton konser, gue loss aja gitu, ga mikir mau dapetin foto bagus yang proper. Asli nikmati banget jalannya konser. Sekali-kali foto ala kadar, cuma pake iphone aja. Cukuplah buat kenangan fisik. Yang penting kan kenangan yang ada di hati. Ihiiiiiy.

Konser artis-artis YG Entertainment memang punya larangan untuk direkam. Kamera poket aja gak bisa masuk! Petugas securitynya keliling ngawasin dan galak-galak. Dan konsernya, gak tayang di TV manapun. Eksklusif lah, ini kenangan cuman untuk yang nonton. Hohohoho...

I'm having G-GASM! G-PHORIA ----kalo kata Tara....







Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, April 04, 2013

Escaping a While – Happy Feet Trip. See you, Bangkok! Photos


Khob Khun Maa, Kaa/Krab, Bangkok!  
























Escaping a While – Happy Feet Trip. Khob Khun Maa, Kaa/Krab, Bangkok! See you!

Jumat, 29 Maret 2013, 20.00PM
Fiuuuuuuuh! Akhirnya boarding juga! Di jadwal, Tiger Airways/Mandala RI903 akan take off jam 20.15PM. Cuaca sepertinya cakep, jadi semoga gak ada delayed yaa… Alhamdulillah nyampe ke Suvarnabhumi Int'l Airport gak pake telat.

Tadi selesai jumatan di KBRI, kita nyari makan siang ke Shibuya Pratunam. Mall baru di area ini, yang sedikit berkonsep ala-ala jepang gitu. Toko-tokonya belum ramai. Tapi food court di lantai atas, lumayan penuh juga. Ada 2 resto halal, satu makanan arab yang satunya lagi makanan iran.

Akhirnya kita pilih makanan arab, secara mister bewok kan selera-nya arab pisan. Untungnya di resto yang ini, nasi bumbu-nya enak. Paling enak dari resto-resto yang kemarin. Kelar urusan makan, gue masih pengen muter liat-liat pasar pratunam. Mister bewok males ikutan, akhirnya nunggu sambil ngupi di Mc D.

Puas muter-muter pasar yang makin siang makin rame ini, akhirnya kita putusin buat balik ke hotel buat ambil koper dan tas lainnya. Udah jam 3 sore ini. Perhitungan, kalo jam 4 off ke airport, semoga jam 5an udah bisa nyampe.

Balik ke hotel naik tuk-tuk, ternyata lalu lintas udah mulai macet. Jumat gitu loh. Tanggal muda pula. Persis deh sama dengan ciri-ciri lalu lintas Jakarta. Salah satu untungnya naik tuk-tuk adalah, kemiripan kendaraan dan perilaku supirnya, dengan bajaj. Seradak-seruduk di kemacetan, lihai menembus antrian! Mantep deeeh.

Sampe di lobby hotel, rehat sejenak. Sambil kirim kabar ke rumah minta doa semoga perjalanan pulang lancar. Kita sempet mikir lagi, 2 alternatif cara ke airport. Pertama, naik BTS dari Chit Lom dengan risiko gotong-gotong koper yang udah berat naik tangga. Atau naik taksi dulu sampai stasiun Phaya Thai terus lanjut nain City Line Rail Way. Tapi merasa jangan ambil risiko sama lalu lintas, kita putusin naik BTS aja deh. Daripada naik taksi malah stuck di jalan….

Di geret dan gotong-gotong lah itu koper bersama anak-anak-nya koper, menuju Chit Lom. Bener aja, stasiun udah mulai ramai sama orang-orang bubaran kantor. Sebenernya bubar kantor jam berapa sih di sini? Hiks.

Berdiri sedikit berdesak-desakan, gak masalah deh. Yang penting cepet, dan tetep adem. Untunglah bawaan kita yang rada banyak bisa nyempil di pojok dan gak ganggu lalu lalang penumpang lain. Sampe di stasiun BTS Siam, hampir setengah isi BTS turun. Mayan, rada longgar dikiiit.

Sampe stasiun Phaya Thai, turun ke bawah dan pindah ke jalur City Line. Harus antri dari ulang, untung beli tiketnya. Begitu naik lagi ke atas bagian peron, wuuuuuih udah penuh ternyata. Nunggu sebentar, karena keretanya belon nongol. Gak nunggu lama, muncul juga nih kereta. Syukurlah….

Sekitar 30 menit perjalanan (biarpun ga pake macet, City Line jalannya rada selow. Makanya ada pilihan kereta express yang lebih cepet). Akhirnya nyampe juga di basement Airport. Keretanya emang turun ke perut bumi, dan berada di bawah airport. Keren ya.

Begitu keluar dari basement, kita langsung menuju lantai 4 lantai keberangkatan. Kalau pas dateng amazed sama antrian imigrasi, kali ini kita terbengong-bengong lihat jutaan umat check di ratusan loket keberangkatan! Hiruk pikuk luar biasa. Sibuk banget ya airport ini… ckckckkckckckk. Begitu nyampe di Gate-nya Tiger/Mandala, antriannya udah mengular. Full house ini kayaknya penerbangan! Untunglah barang kita cuman 1 koper yang masuk bagasi. Jadi gak perlu lama berdiri di counter check in.

Berikutnya, menuju imigrasi dan harus lewat bagian pemeriksaan. Ketat juga di sini. Ikat pinggang dan jaket berkancing besi, wajib di buka. Selesai dan sukses lewatin bagian pemeriksaan, berikutnya antri di imgrasi. Nah, kali ini loket yang dibuka banyak banget. Jadi antrian gak segila waktu kedatangan. Sampe di dalam, langsung kita datengin counter free-wifi. Kasi paspor, untuk tukar password. Gratis 1 jam pake internet deh.

Berikutya, nyari mushalla. Ternyata da di lantai 3. Dan kita harus turun 1 lantai. Begitu ketemu, ternyata udan dimulai shalat jamaah. Serunya shalat di airport, segala ras ngumpul. Yang muslim asia tenggara, timur-tengah, India, bule, semua ada. Semua beribadah bersama. Syahdu ya. Bersaudara seperti ini. Padahal gak saling kenal.

Selesai shalat, perut keroncongan. Di lantai 4, ada kumpulan counter khusus makanan halal. Di dalamnya ada makanan jepang, asia, timur tengah. Saran gue, tutup mata deh sama harganya, langsung pilih aja makan apaan. Yang penting perut kenyang hati tenang. Hehehehe…

Selesai makan, gate sudah dibuka on time. Kitapun masuk boarding. Sangking penuhnya, banyak yang akhirnya duduk di lantai, nunggu panggilan masuk ke pesawat. Nah itu dia panggilannya! Khusus untuk yang pakai fasilitas 'board me first' bole masuk ke body pesawat duluan.
Pamit dulu ya Bangkok! Terima kasih buat pengalaman 4 hari 3 malam-nya yang seru banget! Mudah-mudahan lain kali bisa ketemu lagi, dan bawa Caca ke sini. See you….!!!

The end. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®



Escaping a While – Happy Feet Trip. Friday We’re in Love @Bangkok

Jumat, 29 Maret 2013, 12.45PM

Heihooo! Sudah Jumat! Hari terakhir kami di Hotel. Tadi pagi, selesai sarapan kita langsung check-out.  Karena bates jam CO di sini itu jam 12 siang, mendingan lebih pagi deh. Jadi bisa bebas jalan-jalan. Untuk sementara, bagasi dan barang lainnya titip dulu di hotel.

Karena kita dapet flight malem, jadi seharian ini masih punya waktu buat jalan-jalan. Sebelum mutusin mau kemana, mister bewok sibuk milih masjid mana dari daftar yang kami berhasil dapetin, yang mau didatengin buat shalat jumat.

Setelah pertimbangan ini-itu, diputuskan mau Jumatan di KBRI aja. Selain udah pasti pake bahasa Indonesia, bisa sekalian liat kaya apaan ya kedubes negara kita di sini. Kemarin kita udah sempet lihat KBRI di Pratunam. Letaknya, passss banget sebelah Prantip Plaza, deretannya Platinum. Tinggal jalan kaki sekitar 200meter lah.

Jadi dari hotel, kita langsung panggil tuk-tuk buat anter ke area Pratunam. Sampe di Pratunam, karena Jumatan masi lama (waktu shalat di sini beda tipis-tipis sama di Jakarta) akhirnya mister bewok mau juga nemenin gue masuk ke Pratunam market di seberang jalan.

Dari jembatan penyeberangan di Platinum Mall, langsung masuk ke gedung pasar Pratunam. Ini yang hobi belanja, pasti langsung histeris deh. Aneka blouse, rok, jeans, kaos, dress, segala ada deh. Bedanya sama tanah abang, di sini gak ada kios penjual mukena dan bajo koko. Hehehehhehe…..

Sistem pembelian juga mirip. Kalo beli 3 potong, dapet harga kodian. Sumpah deh, lieeeeeur pisan ini ngeliatnya. Di lantai atas, ada sektor khusus kios untuk ukuran plus! Aiiiih kurang apa cobaaaaa…..
Awalnya beliin 3 potong kaos buat Caca. Pas diitung-itung, akhirnya nambah beli 3 lagi. Emak-nya sih gak beli apa-apaan… Secara jarang yang terlihat lengan panjang. Ntar aja lah, belanja sendiri ke Thamrin City… Uhuy!

Meskipun konsepnya 'pasar' tetep aja penuh sama ibu-ibu multi ras segala bangsa datang ke sini. Bawa trolley belanja yang gede dan penuh banget sama belanjaan. Bisa jadi, mungkin untuk dijual lagi. Mungkin juga, karena April nanti ada perayaan Songkran Festifal, jadi banyak yang belanja baju baru buat perayaan itu.

Senjata pedagang di sini adalah : kalkulator. Mau bicara bahasa apapun dari seluruh pelosok dunia, bahasa kalkulator adalah bahasa pemersatu. Semua ngerti, Semua paham. Tepuk tangan buat kalkulator!!!

Mister bewok udah ngasih kode-kode supaya kita move on jalan menuju KBRI. Nyebrang lagi, terus jalan kaki lagi deh. Sampe di gerbang KBRI, ada pengumuman terpasang : LIBUR. Oalaaaah, iya kan ini tanggal merah!!! Terus gimana dooong?

Sama petugas security yang orang Thai asli tapi dibekali bahasa Indonesia ala kadarnya, akhirnya kita disuruh masuk aja ke dalem waktu kita bilang nyari 'surao'. Setelah paspor mereka periksa dan dititipkan di kantor depan, akhirnya kita bisa masuk ke dalam halaman KBRI. Pintu masuk-nya berlapis, standar keamanan negara lah ya….

Bener aja. Sampe di lingkungan dalem, sepiiiiiiiii banget gak keliatan ada manusia! Lha gimana dong? Di mana pula masjidnya? Akhirnya nemu di sebuah ruangan, seorang bapak bukan orang kita, yang nunjukin arah jalan ke Masjid.

KBRI di Bangkok, luas banget! Selain gedung utama kantor dubes, ada komplek kecil (mungkin) buat para diplomat, gedung wisma Indonesia, sekolah Indonesia (TK, SD, SMP), gedung koperasi, gedung olah raga badminton, dan gedung parkir kendaraan diplomatic. Luaaas banget, asri banyak pohon-pohon buah.

Akhirnya, masjidnya kelihatan. Kalo gak ada kubah mini warna perak di atap-nya, kita gak akan ngeh itu masjidnya. Masjid terletak di lantai2. Di lantai 1 ada ruang pertemuan kecil yang nyaman. Ada deretan tempat wudhu dan rak-rak sepatu.

Suhu siang ini 35,5 derajat celcius Cyiiiin! Puanas-nyeee!!!! Begitu naik ke atas, udah takut aja pintunya dikunci. Ternyata terbuka, dan sayup-sayup terdengar lantunan murratal… masuk ke dalam, adeeeeeem luar biasa. Dingin dan sejuk. Alhamdulillah…

Mister bewok udah bingung aja nih. Seandainya gak ada jumatan, berarti yang shalat dzuhur biasa aja. Tapi akhirnya, mulai berdatangan jamaah shalat jumat. Kebanyakan adalah karyawan kedubes dan pelajar-pelajar sekolah Indonesia.

Yang tadinya sepi banget, sekarang seketika rame. Mister bewok langung sumringah, kenalan sama banyak orang di sana, sementara gue duduk manis di bagian belakang sabar menanti jamaah laki-laki shalat jumat.

Nanti lanjut lagi ya. Kotbah sudah mau di mulai….

(part 9)

Powered by Telkomsel BlackBerry®