Monday, January 21, 2013

its land of GODS...
















Another Bali.


















Viewing, Bali.












Foto Random? Tiga.

Talking about object, gue memang lebih suka foto-in orang-orang asing. Dalam format hitam putih. Biasanya, gue akan mulai menghayal, tentang kisah si orang itu. Aaah gitulah pokoknya. Susah ngejelasinnya.

Sebelum tombol gue tekan, biasanya gue akan belagu berlagak jadi art-director. Saat nemu objek yang gue suka, gue akan langsung berandai-andai. Seandainya foto ini adalah layout, maka di mana sebaiknya si objek harus berada. Sotoy deh pokoknya.

Layout foto kesukaan gue adalah, objek ada di bagian paling kanan bidang foto, mengisi paling banyak 30% saja area foto. Sisanya, ambiance.

Senang-nya bidik foto hitam-putih, bisa dapet area 'bayangan' yang masuk di dalam layout. Sukaaa banget liat hasil foto-foto BW. It tells you, much more stories behind the object.

Gue juga suka foto berwarna kok. Biasanya gw set dalam color tone 'mateng'. Antara 'contrast' dan 'brightness' harus bisa berantem. Hahahahaha, istilah apa tho iniiiiii? Super ngarang.... Sigh...

Kalo foto berwarna, object favorit gue adalah langit dan awan. Sayangnya, gue gak sering terbang trus dapet duduk di window seat. Jadi, jaraaaang banget bisa bidik itu langit dan awan barengan. tapi bidik awan di atas pantai, juga menyenangkan....


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Masih tentang Random. Dua.

Lagi, masi tentang dunia foto.

Ini satu-satu-nya 'lahan' di mana gue gak ngerasa harus bisa dan harus punya foto yang bagus. Gak ada ruang buat iri sama hasil foto orang lain.

Padahal gue tuh jenis manusia tukang iri. Anehnya di dunia foto-foto-an ini gue merasa lebih sincere. Ngeliat hasil foto orang lain, lebih bisa memuji dengan tulus. Dan ikutan menikmati hasil jepretan mereka.

Ada seorang teman. Perempuan juga, masi muda. Jiwa jurnalistiknya yahud. Dia jagoan mengemas tulisan jadi sebuah cerita lengkap foto-foto bidikan dia yang 'hidup'. Gue salah satu fans-nya. Kadang suka merasa terinspirasi sama foto-foto dia yang sederhana, tapi luas makna-nya.

Tentu dia sudah beberapa level diatas gue. Dia udah nenteng SLR. Sementara kasta gue kan masi kamera pocket. Hahahahhaha, kamera pocket yang gw punya ini gue beli atas rekomendasi dari bocah ini :))

Biarpun gue pengen banget bisa pegang SLR, tapi gue gak pengen cepet-cepet pindah kasta. Sampai hari ini, masih mesra sama si canon pocket. Tapi entah ya, klo besok-besok. Hehehehehe....

Talking about object foto, gue memang lebih suka foto-in orang-orang asing. Dalam format hitam putih. Biasanya, gue akan mulai menghayal, tentang kisah si orang itu. Aaah gitulah pokoknya. Susah ngejelasinnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Talking About 'Random'. Satu.

No, its not  SO random though.

Dari banyak hal yang bisa jadi pilihan, selain menulis, ada 2 hal yang selalu menawan hati gue.

Dunia foto, dan dunia memasak.

Tentang foto... Awalnya, seneng diri sendiri yang difoto. Tapi tahun-tahun belakangan ini, gue ternyata sangat menikmati momen menekan tombol pada kamera dan berusaha menangkap sebuah gambar dari balik lensa.

Lensa, dari kamera poket canon milik gue satu-satunya yang sudah berumur sekitar 3tahun. Spesifikasinya standar. Tapi gue cinta. Gue dan canon biru muda itu, kaya sepasang partner yang saling klop. Tahu isi hati masing-masing.

Karena terbatasnya kemampuan si canon partner gue itu, 80% dari foto gue masuk ke dapur photoshop. Aksi yang gue lakukan, gak canggih. Sumpah deh standar banget.

Biasanya, sebatas apple+M dan apple+C. Terkadang, dengan terpaksa pakai filter 'surface blur', jilakau difoto itu ada wajah gue. Maklum, ini wajah terlalu gradakan full jerawat. Untung ada magic wand! Haha!

Dasar pemula, objek bidikan gue a-se-li random. Apa aja yang saat itu terasa menarik lah. Tapi secara umum, gue paling demen yang berhubungan sama 'human'. Tapi mbidiknya takut-takut. Takut kepergok, dan si objeknya marah. Kan bahaya.

Salah satu momen favorit gue, adalah waktu menjelajah malioboro, Jogya. Membidik tukang-tukang becak, dan kesibukan di seputar bringhardjo. I wish I could go back there, sesering yang gue mau!

Recently, gue pergi ke Bali. Di luar dugaan, si canon lebih sering ada di dalam tas dibanding di tangan gue. Bukannya Bali gak menarik, justru gue ngerasa terlalu banyak yang bisa dibidik tapi sayangnya gue ngeri, dan ngerasa pasti hasilnya 'common'.

Membidik Bali, kalo cuman asal-asalan doang, pasti gagal nengkep soul-nya. No wonder selama 3 hari di Bali, si canon lebih sering di dalam tas.


Powered by Telkomsel BlackBerry®