Saturday, September 04, 2010

Day 17 : 5 Bulan Kemudian...

Sekali lagi, aku melirik jam di tangan. Lebih seperti gerak reflek mata, rutin setiap 1 menit. Oke, sekarang aku sedang berada di Terminal 2F, Bandara Soekano Hatta. Dan aku sudah berada di gerai kopi ini, hampir. Ehm let me see... ah, 25 menit.


Duduk sendirian, dengan sebuah tas ransel besar. Selain mata yang secara regular melirik jam di tangan, jari-jari tangan ku juga belum berhenti mengetik barisan huruf pada blackberry. BBM, Twitter, SMS... mencoba mendapatkan kabar dari 3 orang super penting yang aku tunggu saat ini, di sini.

Kali ini, aku coba telepon mereka. Alfi, tidak mengangkat. Vira, tidak bisa dihubungi. Dia selalu lupa untuk memperhatikan nyawa batere dari BB-nya. Dan Lulu.... nada tersambung ke nomor HP Lulu...

‘Yes Re? Lo udah nyampe ya? Ok masih lama kan? Tungguin aja ya? Or lo check in duluan juga gak apa-apa kok! Kan masing-masing pegang e-ticket! Masih 2 jam lagi kan? Tunggu ya!!’  telepon pun ditutup.

Hai, aku Tere. Hari ini, aku dan 3 orang sahabatku sejak SMU : Alfi, Vira dan Lulu akhirnya akan menghabiskan 3 hari bersama terbang ke Bangkok. Perjalanan ini, sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Sejak 5 bulan lalu.

Bermula dari program promosi sebuah maskapai penerbangan bertarif murah. Gila-gilaan murahnya! Akhirya mimpi kami untuk menjelajah eksotiknya Bangkok, bisa dengan mudah terlaksana! Bayangkan, untuk tiket pesawat PP, kami mendapat harga HOT hanya 500ribu saja per-orang! WOW! Gak pake mikir lama, kami berempat setuju 14-17feburari 2011, akan jadi hari-hari petualangan yang seru dan menyenangkan yang layak kami tunggu.

Di hari yang sama setelah kami berhasil mendapatkan tiket, segera kami membagi tugas demi memuluskan liburan impian ini. Rencana perjalanan, objek wisata,  info tempat makan, tempat shopping, provider kartu selular, transportasi umum, sampai hotel dengan lokasi paling strategis dengan harga paling ekonomis.

DONE! Fantastic! Betapa menyenangkan-nya mempersiapkan liburan bersama sahabat... Semakin gak sabar menanti 5 bulan ke depan. Bahkan jumlah rupiah yang secara teliti dikalkulasi oleh Vira, sebagai jumlah ‘patungan’, dengan optimis pasti bisa aku miliki dalam 5 bulan ke depan.

Dan banyak hal, kemudian terjadi. Yang jelas, Akhir-akhir ini kami ber-4 semakin jarang berkomunikasi. Jangankan untuk membagi semangat menanti perjalanan ke Bangkok. Sekedar ‘say hello’ pun jarang sekali. Tiba-tiba, kesibukan dan beberapa kejadian terjadi pada kami. Membuat ku sangsi.

Entah bagaimana, aku pun sebenarnya tidak terlalu paham masalahnya. Yang ku tahu, Vira dan Lulu terlibat dalam perang mulut dan berakhir dengan perang dingin tanpa tegur sapa, 1 bulan sebelum tangal 14 Februari. Sikap kekanakan, yang aku benci dari mereka. Mengingat usia kami sudah dipertengahan 20an, rasanya tingkah mereka masih gak beda dari jaman SMU.

Kurang lebih di saat yang sama, Alfi mendapat promosi dari kantornya. Sejak naik jabatan, kesibukannya makin gila-gilaan. Lembur, lembur dan lembur.  Sempat aku makan siang dengan Alfi di minggu ke-3 sebelum keberangkatan kami. Kulihat, badannya semakin kurus dan wajahnya tirus. Tapi dia memilih untuk terus bertahan di posisi impiannya itu. Tak peduli, badannya mulai meronta meminta keadilan untuk beristirahat.

3 hari yang lalu, aku menerima SMS dari Alfi. Isinya, dia memberi kabar kalau dia mendapat tawaran untuk mengikuti training perusahaan selama 4 hari dari kantornya. Walau saat itu Alfi  belum memutuskan, tapi diam-diam aku mulai mencoret namanya dari daftar peserta liburan....

Tadi malam Lulu menelepon. Menanyakan apakah ada konfirmasi dari Vira untuk keberangkatan ke Bangkok. Intinya, karena masalah kenyamanan Lulu akan membatalkan keberangkatannya, bila Vira ikut. WHAT? Jujur, kemudian ku jawab bahwa Vira belum memberi kabar. Seketika Lulu tertawa, dan berjanji menemui ku di gerai kopi terminal 2F bandara, 1 jam lalu. Dia tidak muncul.

Dan, hari ini. 14 Februari. Sesuai jadwal, mustinya 30 menit lagi pesawat take off. Tiba-tiba aku malas untuk bertemu dengan salah satu dari mereka saat ini. Tiba-tiba liburan impian menjadi tidak menarik lagi. Ku pandang e-ticket di tangan. Ku robek jadi 2.

1 comment:

  1. ya ampun! sayang bangeeeeeet tiketnya itu, mestinya Tere kenal sama Tara :))

    ReplyDelete