Tuesday, September 14, 2010

Day 26 : Jena On Move

Hari berikutnya, Jena habiskan 8 jam waktu kerjanya di teras luar. Berbekal informasi dari internet, Jena memberanikan diri ‘mengurus’ tanaman-tanaman yang ada di taman. Kebun aggrek mini, tidak terlalu banyak membutuhkan perawatan, karena kondisi tanamannya yang baik. Paling-paling, Jena hanya perlu membuang daun dan ranting kering saja. Tanaman-tanaman koleksi yang lain, justru membutuhkan sedikit perawatan ekstra.





Karena Jena senang tanaman dan bunga, maka pekerjaan yang ini benar-benar dia nikmati. Bemain dengan tanah, air dan pupuk selalu seru buat Jena. Kadang, sambil bernyanyi-nyanyi kecil, atau sambil mengajak tanaman-nya ngobrol. Ga terasa tau-tau hari sudah sore dan perut jadi keroncongan. Ini sih gampang. Tinggal ke dapur, dan membuat setangkup roti isi selai kacang. Beres.

Apartemen ini, sebenernya tidak terlalu jauh dari Depok. Tapi menurut Mbak Mea, sebaiknya selama berkerja di sini, Jena tinggal saja di ruman mba Mea dan mas Muji di bilangan Blok M. Jadi, sepulang dari Apartemen, Jena tinggal makan dan tidur. 

Awalnya Jena gak enak hati. Sudah anyak bikin repot. Tapi mbak Mea memaksa. Lagipula mba mea merasa dapat tanggung jawak dari Ibu dan Bapak, untuk ikut mengawasi Jena selama liburan ini. Sebelum jam 8 setiap pagi, mas Muji mengantar Jena sampai depan apartemen. Jam 5 sore, Jena pulang naik bajaj. 



Hari ketiga. Begitu tiba di apartemen, Yang Jena lalukan adalah mengambil semua kiriman surat di kotak pos lantai dasar. Kemarin pagi, belum ada surat satupun. Tapi hari ini, ada 6 surat yang masuk di kotak pos keluarga Wirga Singgih. 3 surat untuk bapak Wirga Singgih, 2 surat untuk Ibu Ivonne Singgih dan 1 surat untuk Ruben Singgih. Semua surat tagihan kartu kredit dari bank. Tiab di atas, Jena letakkan semua surat-surat itu di atas meja kerja ruang perpustakaan.

Baru hari ini Jena masuk ke dalam ruang ini, sebelumnya hanya mengintip sekilas saja. Ruangannya tidak besar. Di dominasi warga putih cahayanya dari jendela besar. Ada satu set meja kerja, dan ham;aran karpet tebal dengan bantal-bantak kecil tersusun acak di atasnya. Wah! Pasti nyaman sekali membaca di sini!

Koleksi buku di lemari, sungguh luar biasa jena hampir menjerit melihat koleksi novel yang tersusun sesuai abjad. Nama-nama penulis terkenal, jenis fantasi, drama, misteri, wooow banyaknya! DI lemari dekat meja kerja, koleksi bukunya lebih ‘berat’. Sepertinya buku-buku hukum dan ekonomi. Pasti salah satu dari anggota keluarga ini seorang ahli hukum atau ekonomi.

Tiba-tiba telepon berbunyi. Jena sedikit kaget, karena baru kali ini selama 3 hari ia berkerja, telepon di ruang tengah berbunyi. Melupakan gugupnya, jena bergegas mengangkat telepon.

‘Halo, selamat siang. Kediaman Keluarga Wirga Singgih, dengan Jena ada yang bisa dibantu?’

‘Hai! Halo Jena! Saya Ivonne. Sekedar mau memberi kabar kami baru tiba di SoekarnoHatta. Sebelum pulang ke apartemen, mungkin kami akan makan siang di luar dulu.’

‘Haaaai... I-iya bu Ivonne....’

‘Boleh saya minta tolong, Jena?’

‘Ya....ya?’

‘Tolong Jena nyalakan pendingin ruangan di kamar kami ya? Udara Jakarta, aduuuh panasnya! Gak apa-apa kan jena?'

‘Tentu bu, segera saya nyalakan sekarang...'

‘Oke, thank you Jena. See you in... ehm 2 hour. Bye!’

Klik. Telepon ditutup. Jena menghela nafas lega dan bergesas menuju kamar utama. Lagi-lagi baru kali ini Jena masuk ke dalam kamar. Gak ada waktu untuk mengagumi isi kamar, bergesar jena mencari letak remote pendingin udara.

Kemudian Jena menuju 2 kamar lainnya. Rasanya harus menahan nafas, ketika Jena memasuki kamar ke-2. Luar biasa kamar ini, penhu dengan poster-poster gitaris terkenal, dan band-band legendaris dunia. Jejeran koleksi gitar tersusun di dinding sebelah kiri. Sebuah meja gambar besar ada di pojok kamar. Kamar ini seperti ‘menyala’ dengan dominasi warga merah dan hitam. Entah seperti apa kepribadian pemilik kamar ini.

Di kamar ke-3, Jena kembali tertegun melihat lemari besar penuh dengan piala, mendali dan piagam penghargaan. Pemilik kamar ini pasti maniak olah raga. Dindingnya penuh dengan replika kostum atlet dunia. Kamar-nya tidak terlalu rapih atau mewah. Tapi rasanya hangat dan bikin betah...



Powered by Telkomsel BlackBerry®

2 comments:

  1. Kalo Jena di film Suddenly 30 jadi editor fashion mag disini Jena the helper hihihi, ayo semangaaaaat 4 days to go sista!

    ReplyDelete
  2. Males ngelanjutin yang ini.... Udahan ah... wkwkwkwkwkw.....

    ReplyDelete