Saturday, January 29, 2011

Inspiration

Jumat kemarin, setelah janjian sehari  sebelumnya (yang spontan biasanya selalu lebih sukses J ) akhirnya gue ketemuan dengan seorang sahabat lama. She’s special. Dia istimewa, karena dia banyak memberi teladan dan mengajarkan banyak hal ke gue. Tanpa dia sadari. Tahun 2003, pertama kenal dia di kantor gue yang lama. Dia, udah jadi senior writer saat itu.. Pertemanan dimulai dari sana, sampai hari ini.

Di hari pernikahan gue, dia dan suaminya berdiri dengan senang hati di deretan pager ayu-pager bagus. She has a very kind heart, with positive minds.  Punya semangat yang bisa menular, dan punya  tekat kuat untuk mewujudkan cita-citanya.

And, She made it. 2 tahun lalu, dia pamitan dari industri iklan. Dan mengejar mimpinya menjadi seorang penulis. She made it! Sampai hari ini, dalam setahun, 3 bukunya sudah beredar.  Big applaus! She’s sooooo damn good!  Sekarang dia  juga aktif sebagai dosen tamu di UPN Jakarta. Dia juga seorang ibu yang tangguh dan lembut hati. 2 putrinya, selalu membuatnya bangga dan tumbuh jadi anak-anak sehat yang cerdas dan shalehah.

Dan Jumat kemarin, kami makan siang bareng. Dengan senyum lebar dia datang. Dengan semangat yang menular. Seperti biasa, dia lebih banyak mendengar. Oh, dia hebat memancing lawan biacaranya untuk cerita banyak hal.... hahahahaha... no wonder dia jadi penulis handal J

So, kalau lo kebetulan ke Gramedia dan nemuin buku bagus dengan nama penulis Aprlina Prastari... well she’s friend of mine.  Dan lo (terutama kalo lo seorang istri sekaligus ibu) harus baca buku-bukunya.....








Sunday, January 23, 2011

Berkebun? Why Not!

Here’s the thing. Sebulan ini, sebuah ide gentayangan dalam kepala gue. Berkebun. Terdengar terlalu sok ikut-ikutan trend kah? Bisa jadi... hehehehe. Akhir tahun 2010, ketika harga cabe perkilo-nya mencapai angka di atas 100 ribu, i was thought : GILAAA!

Dan terbayanglah di angan-angan sebuah kebun mini di halaman belakang. Ah, kenapa gak sekalian aja diwujudkan? Biarpun bukan ide baru, tetep aja ide ini bagus kan? *jadi inget betapa semangatnya gue dulu, buat bersepeda ke kantor. Nah, mirip-mirip nih sensasi-nya!

So, setelah browsing-browsing tahap 1 ketemulah artikel ini dari www.pondokibu.com yang menginspirasi gue lebih jauh untuk beneran main tanah.

Underlined by me :

Berkebun di halaman rumah kita sendiri merupakan pilihan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah diatas. Tidak perlu mempunyai lahan yang luas, pekarangan yang sempit sekalipun atau sisa lahan sempit di pojok atau di belakang rumah dapat kita manfaatkan untuk berkebun. Hal ini dapat menciptakan suasana segar dan asri, demi kesehatan, sekaligus turut melestarikan sumber air bawah tanah.

Pilihlah bahan berkebun yang natural, misalnya pupuk kompos atau pupuk dari tanaman. Karena harganya lebih murah daripada pupuk buatan pabrik. Belilah pupuk dalam jumlah besar, karena akan lebih murah daripada membeli dalam jumlah kecil.

So, sedikit membulatkan tekat akhirnya gue memutuskan untuk lebih serius lagi ini urusan berkebun ini.

Beberapa temen sesama blogger punya ide-ide brilliant untuk personal project mereka.  Rasanya mereka gak akan marah kalau gue sedikit contek ya? Hahahaha... Biarpun masi di level awang-awang, rasanya gue cukup PD untk me-launch personal project ini. Let’s call it ‘I Project – kebunku’.

Kapan efektinya project ini dimulai? Soon! Sekarang, gue masih mengijinkan diri gue sendiri untuk mengumpulkan sebanyak mungkin info dan ilmu seputar berkebun di halaman rumah...

Wish me luck!!



Saturday, January 15, 2011

Dari Anggun sampai Sule.....

Satu dari banyak ‘seru’nya berenang di kolam industri kreatif periklanan adalah, gue punya kesempatan bertemu dan berhubungan langsung dengan beberasa nama top di dunia selebritis Indonesia.

Mundur lagi ke 2002, brand pertama yang gue handle dengan memakai endorser selebriti adalah PediaSure bersama Sherina. 2002 nama Sherina sedang ‘naik daun’ untuk pertama kalinya berkat film ‘Petualangan Sherina’ dengan lagu-lagunya yang luaaar biasa indah-indah.  Waktu itu, gue gak terlalu banyak get in touch personally sama si cantik Sherina. Waktu itu mungkin usia dia sekitar 10 tahun. Tapi biarpun masih begitu muda, Sher (begitu dia biasa disapa) sangat ramah, dan mudah diajak bekerja sama. Rasanya, kagum sekali mendengar Sher bernyanyi langsung dengan suara jernihnya, langsung di depan muka gue...

Loncat ke tahun 2007-2010, gue handle sebuah brand shampoo yang punya konsep komunikasi ‘bintang’, yaitu Pantene. Saat pertama kali brand ini pindah ke tangan gue, Pantene menggunakan Annisa Pohan sebagai endorser. Tak lama dia menikah, dan memilih mundur sementara dari hingar-bingar dunia selebriti. Nah, tongkat estafet endorser Pantene berikutnya, beralih ke sebuah nama yang gue sendiri berasa mimpi bisa langsung berhubungan dengan nama besar-nya: Anggun.

Nama besar, karena di tahun itu nama Anggun bukan lagi sekedar dikenal sebagai diva-nya Indonesia tapi juga mengharum di dunia internasional, terutama Eropa. Jujur, rasanya noraaaaaak banget dapet kesempatan pertama kali ketemu langsung dan nge-direct si Mbak Yu (begitu kemudian gue biasa menyapa dia) untuk take VO. Grogi booow... Secara dia dikelilingi 2 orang bule Prancis, manager dia yang super bitchy bertampang tak ramah.
Tapi ternyata, project pertama bersama Mbak Yu berjalan lancar, cepat, tanpa kesulitan berarti. Anggun juga sangat kooperatif, dan sangat disiplin. Dia bekerja dengan serius, sehingga awalnya gue sempet mikir ‘aih juteeeek’.... Tentang kesan pertama ini, pernah gue ceritain langsung ke Anggun. Dan dia langsung ngakak. Dengan ringan cuman bilang : waktu itu gue lagi PMS kali... *hahaha.

Gue handlle Pantene dengan Anggun sebagai endorser lumayan lama juga. 2 tahunan lah. Topik obrolan yang sedikit banyak jadi andalan gue kalo harus ice-breaking saat kerja bareng si Mbak Yu : anak. Kalau sudah mulai cerita tentang Kirana, mata Anggun akan seketika bersinar, dan bercerita begitu banyak hal tentang putri-nya yang berdarah Prancis itu. Dan karena kebetulan gue juga seorang ibu dari seorang putri, bang! Kami cocok. Project-project Pantene bersama Anggun selalu terasa fun, dan relatif gampang banget pengerjaannya.

Kenangan gak penting tapi manis buat gue, salah satunya di bulan Mei 2010 lalu waktu gue harus mendampingi dan supervisi script shooting Pantene di KL. Sebelum shooting, kami latihan script (workshop) baik cara pengucapan, dan speed-nya. Lucunya, bukannya latihan script, kami lebih memilih asik ngerumpi gosip hangat di tanah air : video porno Ariel – Luna Maya. *hehehehehehe. 


Say goodbye,  berpamitan langsung pada Mbak Yu dan seluruh tim produksi Pantene regional di bulan Juli 2010, somehow bikin sedih juga. Kadang masih bikin kangen, sampai hari ini.

Selesai dengan brand kecantikan, gue locat dan handle sebuah brand telco yang berbasis ‘rakyat’, Kartu As. Di Oktober 2010, tim berhasil menyakinkan klien untuk menggunakan endorser baru untuk Kartu As *yang punya positioning sebagai fighting brand. Sebuah nama besar di dunia hiburan Indonesia, yang sedang naik daun dan banyak dicintai banyak lapisan pemirsa TV : Sule.

Biarpun tidak terlalu sering ketemu atau ngerjain project bareng Sule, tapi kerja bareng dengan komedian satu ini juga punya kesan menarik. Mungkin gak banyak yang tahu, kalo sebenernya Sule termasuk orang yang cukup serius dan jempooool sikap profesionalisme-nya. Gak merasa ‘ngetop’ atau bertingkah aneh-aneh. Tipe orang yang sungguh-sungguh, mau belajar, dan punya willing untuk memberikan yang terbaik. Sule, menurut gue endorser yang gampang banget  di-direct. Gak pernah deh tuh, scene-nya dia di-take sampe puluhan kali. Sebuah sikap yang mudah-mudahan gak luntur, sejalan dengan makin ngetop-nya Sule.  

Ada nama lain yang gue juga sempet kerja bareng di saat namanya sedang di puncak : Afgan. Waktu itu (akhir 2009), Afgan dipercaya sebagai endorser Panadol Cold & Flu (brand yang juga gue handle) setelah melalui fit proper test yang panjang dan berliku *lebay.  Tapi susah payah gue inget-inget, rasanya gak terlalu banyak kesan kerja bareng sama golden boy ini. Biasa-biasa aja. Yaaa, rada bertingkah manja-manja imut yang masih bisa dimaafkan-lah. That’s it. Hahahahaha...

Ke depan, ada beberapa nama selebritis Indonesia yang gue berharap kali-kali aja bisa kerja bareng... Hahahahhaa... Atau malah kerja bareng selebritis Korea? Who knows? *ngareeep. 






Tuesday, January 11, 2011

My 'Mantan' Partners.....

Di acara tahunan anugrah industri periklanan tahun lalu, gue tersadar satu hal. Wow... ternyata gue punya mantan partner yang cukup banyak juga ya... Well, profesi sebagai penulis naskah iklan a.k.a copywriter, selalu bekerja berpasangan dengan seorang art director. Berpasangan, bersinergi untuk produktif menghasilkan ‘karya’ iklan. 


So setelah berbulan-bulan gak pernah buka blog, di edisi umbar kangen ini gue mau sedikit bernostagia tenang para mantan partner ini...

Untuk bisa optimal ‘nyari’ ide, partner kerja yang sehati gak gampang dicari... Kami (gue dan partner) tak sengaja ‘dipertemukan’ oleh takdir atau dengan sengaja ‘dijodohkan’ oleh sang boss : creative director. Menghabiskan berjam-jam waktu kerja untuk diskusi, saling ‘pancing’ ide, saling memberi dan menerima masukan setiap harinya.

Ok, berhitung mulai. Ini dia nama mantan-mantan gue... : Joice K, Aliya Firman, Shirley Wirawan, Audrey, Mariska,  Bistok Zulkarnaen,  Iswanda.

Dan di kantor gue saat ini gue punya 3 orang partner sekaligus. Soon, akan segera jadi mantan juga :  Leonardus Bong, Yudish, Yehez.

Gue gak tau apa pendapat mereka tentang gue. Yang pasti pendapatnya akan ‘biasa-biasa’ aja... hahahhahaha.... Buat gue, semua nama di atas sangat istimewa dan punya kenangan masing-masing yang gak mungkin gue lupa. 


In some point, mereka memberikan pengaruh, menularkan ilmu dan berbagi banyak hal pada gue. Urusan kerja, sampai urusan pribadi. Segala ‘perbedaan’ harus dibuang jauh-jauh. Segala ego, harus dikubur dalam-dalam. Gak mudah, tapi juga gak susah. Asal mau berusaha...


Dari mereka semua gue belajar berada di banyak sekali posisi. Sebagai junior : lebih banyak setuju, sering minder dan gak berani say ‘no’. Sebagai rekan sejajar : lebih banyak sharing, saling belajar, ngotot dan nekat barengan. Sebagai senior : lebih banyak sabar (berusaha sabar, tepatnya) dan belajar bijak menerima masukan.

Paling lama rekor partner-an gue, sekitar 2 tahun. Sebaliknya rekor tercepat, sekitar 1 bulan. Sebenernya, gak penting sih berapa lama kami kerja bareng. Selalu ada kesan yang istimewa kerja bareng dengan setiap nama di atas.

Kalo ditanya, lebih enak mana ber-partner dengan laki-laki or perempuan: bagi gue sama aja. Masing-masing ada point lebih dan kurangnya. Soon, gue akan say goodbye dengan partner-partner gue saat ini : Leo Bong, Yudish dan Yehez. Hahahahah, gak gampang jadi partner untuk 3 orang sekaligus... Bener-bener pengalaman berharga buat gue.

Mungkin gak satupun dari mereka akan baca tulisan ini. Tapi di sini, gue cuma mau sharing bahwa tanpa mereka gue gak mungkin jadi gue yang sekarang. Gue ada di sini saat ini, dengan segala modal yang gue punya : pengalaman, skill, knowledge, sedikit banyak adalah ‘pemberian’ dari mereka.

Guys, thanks a lot!!


Joice (tengah)

 Aliya (paling kanan)


 Shirley

Yehez, Bistok, Mariska (ki-ka) 


Bistok (kiri) 


Yudish, Leo (atas ki-ka) 


Leo, Yudish (ki-ka)