Tuesday, August 24, 2010

Day 7 : Persahabatan dengan Kentang + Teri + Kacang


Berawal dari adik ipar yang suka bawa pulang (dari kantornya) setoples kentang+teri+kacang buatan Pak Kasmali dengan rasa yang yahud, gue akhirnya berkesempatan kenal langsung dengan si Bapak pembuatnya.

Jujur dari pertama kali denger ‘riwayat’ jualannya, gue langsung simpati plus berempati. Pak Kasmali, seorang bapak berusia awal 60, berbadan kecil, berkulit gelap dengan pembawaan yang selalu riang. Bersama istrinya (saat ini, sering kali jatuh sakit) dan dibantu seorang anaknya membuat, mengemas dan menjual sendiri makanan nikmat ini (berdasarkan testimoni banyak orang, kentang+teri+kacang buatan Pak Kasmali emang yahud beneran…. ).

Berkat adik ipar, akhirnya gue kenalan dengan si Bapak. Dan mulai membantu-nya buka jalan memasarkan kentang+teri+kacang di kantor gue (saat itu, Grey JKT, di daerah warung buncit).

Karena kentang+teri+kacang-nya  memang enak beneran, di Grey seketika benda ini punya banyak penggemar loyal. Dengan harga 1 toples (saat itu) Rp.25.000, kentang+teri+kacang Pak Kasmali selalu laris manis setiap kali dia membawa-nya ke kantor.

Pak Kasmali pernah cerita. Untuk membuat kentang+teri+kacang ini, yang ia butuhkan hanya semangat. Can you believe that…? Gue jadi merasa rendah bicara soal semangat cari rejeki, karena suka males-malesan… *sigh.

Karena terbatasnya kemampuan produksi, dalam 1 minggu Ia, istri dan anak-nya hanya membuat kentang+teri+kacang ini 1X. Pagi buta, dia akan ‘hunting’ sendiri bahan-bahan-nya di pasar induk Kramat Djati. Kemudian mengolahnya seharian penuh mulai dari malam hari.

Biasanya begitu kentang+teri+kacang siap di-pack dalam toples, Pak Kasmali langsung menelepon gue dengan suaranya yang ringan bersahaja ‘Mba Indah,… saya baru selesai bikin kentang+teri+kacang nih… mau pesen?’ Alhasil, seringkali kentang+teri+kacang tiba di kantor dalam keadaan masih hangat.

Toples-toples hangat ini, dengan hati-hati ditaruh dalam sebuah tas besar (tas yang mengingatkan gue pada rombongan mudik) berwarna biru. Sekali jalan, dalam tas itu bisa muat sekitar 20 toples. Pak Kasmali yang bertubuh kecil, menggendong tas itu seorang diri, menumpang Kopaja untuk bisa sampai di kantor gue. *Way the Go, Pak!

kentang+teri+kacang dikemas di dalam toples, direkatkan dengan selotape transparan secara manual. Kadang kurang rapih dan tidak terlalu rapet. Jadi terkadang begitu barang tiba, yang gue lakukan akan me-re-package-nya kembali di meja kerja gue.

Minggu lalu Pak Kasmali kembali menelepon dengan suara riangnya. Sambil bercerita, dengan sangat menyesal harga kentang+teri+kacang per-toplesnya harus naik. Yah, wajarlah. Sudah lebih dari setahun harganya masih segitu-segitu aja. Lagipula, semua bahan baku sudah naik harganya. Pak Kasmali bilang sekarang harga per-toplesnya Rp.27.500. Duuuuuuuuuuh gemes! Gue bilang aja, jangan segitu. Tanggung! Harga jadi Rp.30.000-pun Insya Allah para pelanggan tak akan keberatan….

Sayangnya, saat ini gue udah gak di Grey lagi. Untuk buka ‘pasar’ baru di kantor gue yang sekarang juga rasanya belum mungkin. Pertama karena kantor gue sekarang ada di Bintaro sector 9 (jauh booow), dan gue belum kenal betul sama seluruh penghuni kantor…. *gak lucu tiba-tiba asik jualan kentang+teri+kacang kan?

Sedih rasanya, kalo tiba-tiba Pak Kasmali gak bisa jualan lagi di Grey. Karena dia bilang, dia gak mau ke Grey kalo gak ada gue… *deg, sedih deh. Tapi Alhamdulillah gue udah nemu solusinya. Gue udah wariskan persahabatan gue + Pak Kasmali pada Tara. ‘Adik’ gue di Grey. Yang bersedia, menjadi ‘penyalur’ kentang+teri+kacang di Grey (please read her fantastic blog : www.punyatara.blogspot.com). *note, gue (dan Tara) gak ambil untung 1 rupiah pun lhoooo…

Pernah suatu hari di awal tahun lalu, Pak Kasmali tiba-tiba datang ke Grey tanpa menelepon gue dulu. Untung pas lagi ada di kantor. Waktu itu, dengan wajah berbinar, Pak Kasmali memberiku sebuah kantong plastik putih berukuran besar. Bingung. Apalgi waktu gue lihat isinya, ada beberapa box makanan (nasi uduk lengkap lauk-pauk) dan 4 toples kentang+teri+kacang.

Dengan mata berkaca, Pak Kasmali bilang, sengaja mampir sore itu untuk mengantarkan isi plastik ala kadarnya (versi dia) khusus untuk Gue. Sebagai tanda syukur, karena dia sudah bisa beli motor. Hiiiiiiiiiiiiiks, gue mau mewek!.......

2 comments: