Sunday, October 17, 2010

How I Met Your Father... (Season 1, episode 1)

My Dear Princess...

Yes. Sejujurnya aku (NOT ‘gue) terinspirasi film seri favoritku setahun belakangan ini ‘How I Met Your Mother’. Idenya adalah, aku akan menceritakan padamu, tentang kisah bagaimana aku bertemu dengan ayah-mu.

My Dear Princess...

Postingan aku kali ini, tentu akan jadi postingan paling sedikit ‘bumbu’ karena sejujurnya masih ada mereka-mereka sahabat baik ku para saksi hidup yang mungkin saja ikutan baca blog aku. *GR mode on. Jadi, sedapat mungkin aku akan jujur sejujurnya tentang kisah ini. Tidak ada rekaan nama peristiwa dan lokasi... *halah...

My Dear Princess...

Kisahnya, mundur sedikit jauh ke tahun 1998. Ehm... WOW! 12 tahun lalu. Yah, sekitar 12 tahun lalu, pertama kali aku melihat sosok ayahmu. Oiya, sorry kalo kesannya jadi kayak sinetron. Tapi memang seperti inilah kisahnya : ayah mu, kakak senior ku di kampus. Aku jatuh suka padanya, pada pandangan pertama.

Saat itu, tahun ajaran baru. Kehidupan ku sebagai seorang mahasiswi, akan segera dimulai. Untuk bisa bergabung dengan aman-tentram dalam kampus FISIP UI kala itu *entah kalau sekarang, ada serentetan kegiatan yang wajib diikuti para mahasiswa baru. Waktu itu, istilahnya ‘mabim’. Masa bimbingan, selama sekitar 1 bulan.

Semua mahasiwa/i baru, punya kewajiban tambahan ini itu dari para senior, dengan tujuan *yang katanya adalah pengenalan kampus secara mendalam. Termasuk, kenal sama jajaran senior-senior-nya. Lebih khusus lagi senior-senior yang aktif di kepengurusan senat, dan masih jomblo. Mereka tampil paling pol-polan di depan para mahasiswi baru.

Ok. Dari jejeran senior-senior penuh aksi ini aku jatuh suka pada seseorang. Sosoknya, termasuk kategori ‘kalem’. Gak seatraktif temen-temen seniornya yang lain. Lebih ‘jaim’ lah. Rambutya cepak ikal, tas ransel biru kumuh, jeans super belel, gaya jalan diayun malas, senyum adem dan tatapan mata yang tajam. Setajam silet... Dash!

Dan yang beneran bikin aku jatuh hati pada dia, kisah ini. Hari itu, acara mabim sudah hampir berakhir. Semua mahasiswa/i baru punya PR untuk mendapatkan ratusan tanda tangan senior di kampus yang akan ‘diperiksa’ sebagai syarat kelulusan acara mabim. Sadar tanda tangan mereka sedang dikejar, most of the seniors pasang harga mahal. Sok-sok pake ngerjain mereka-mereka yang minta tanda tangan. Iseng, jahil, kocak, gombal... Aneka rupa. Sewaktu aku ‘memburu’ senior mana yang akan aku todong tanda tangan, aku melihat dia.

Duduk, di antara sekitar  6 orang ‘geng’ asoy-nya. Kalem. Senyum ramah. Cuma dia, yang ngasih tanda tangan gratisan tanpa syarat. Melesat-lah aku mendekatinya. Kami saling pandang sebentar. Biasa aja sih. Gak sampe ada setrum. Tapi berkesan. Tanda tangannya gratis, plus ngasih bonus pesan kecil di deket tanda tangannya  ‘welcome to fisip’.... *gak meaning. Huh...

bersambung.....

4 comments:

  1. weew..ga kaya sinetron siy, ky drama korea...LOL!...
    ternyata dari awal banget masup pisip yak...? weeeewwww.....ihiiiyyy.....kirain setelah beberapa bulan setelah kuliah...

    okey, next chapter..... :D

    ReplyDelete
  2. wkwkkwkwkwkk... sejujrunya gw juga lupa-lupa inget detail-nya niiiih... beberapa memori udah 'lost' *sigh....

    ReplyDelete
  3. gue masih inget koook kalo perlu bantuan mengingat :D *termasuk scene liat2an di depan perpustakaan dan scene titip salam di depan mushola *eh

    ReplyDelete
  4. HUhahahhahahaha.... tengkiuuu udah mau baca... :) *hugs+kisses

    ReplyDelete