Saturday, January 15, 2011

Dari Anggun sampai Sule.....

Satu dari banyak ‘seru’nya berenang di kolam industri kreatif periklanan adalah, gue punya kesempatan bertemu dan berhubungan langsung dengan beberasa nama top di dunia selebritis Indonesia.

Mundur lagi ke 2002, brand pertama yang gue handle dengan memakai endorser selebriti adalah PediaSure bersama Sherina. 2002 nama Sherina sedang ‘naik daun’ untuk pertama kalinya berkat film ‘Petualangan Sherina’ dengan lagu-lagunya yang luaaar biasa indah-indah.  Waktu itu, gue gak terlalu banyak get in touch personally sama si cantik Sherina. Waktu itu mungkin usia dia sekitar 10 tahun. Tapi biarpun masih begitu muda, Sher (begitu dia biasa disapa) sangat ramah, dan mudah diajak bekerja sama. Rasanya, kagum sekali mendengar Sher bernyanyi langsung dengan suara jernihnya, langsung di depan muka gue...

Loncat ke tahun 2007-2010, gue handle sebuah brand shampoo yang punya konsep komunikasi ‘bintang’, yaitu Pantene. Saat pertama kali brand ini pindah ke tangan gue, Pantene menggunakan Annisa Pohan sebagai endorser. Tak lama dia menikah, dan memilih mundur sementara dari hingar-bingar dunia selebriti. Nah, tongkat estafet endorser Pantene berikutnya, beralih ke sebuah nama yang gue sendiri berasa mimpi bisa langsung berhubungan dengan nama besar-nya: Anggun.

Nama besar, karena di tahun itu nama Anggun bukan lagi sekedar dikenal sebagai diva-nya Indonesia tapi juga mengharum di dunia internasional, terutama Eropa. Jujur, rasanya noraaaaaak banget dapet kesempatan pertama kali ketemu langsung dan nge-direct si Mbak Yu (begitu kemudian gue biasa menyapa dia) untuk take VO. Grogi booow... Secara dia dikelilingi 2 orang bule Prancis, manager dia yang super bitchy bertampang tak ramah.
Tapi ternyata, project pertama bersama Mbak Yu berjalan lancar, cepat, tanpa kesulitan berarti. Anggun juga sangat kooperatif, dan sangat disiplin. Dia bekerja dengan serius, sehingga awalnya gue sempet mikir ‘aih juteeeek’.... Tentang kesan pertama ini, pernah gue ceritain langsung ke Anggun. Dan dia langsung ngakak. Dengan ringan cuman bilang : waktu itu gue lagi PMS kali... *hahaha.

Gue handlle Pantene dengan Anggun sebagai endorser lumayan lama juga. 2 tahunan lah. Topik obrolan yang sedikit banyak jadi andalan gue kalo harus ice-breaking saat kerja bareng si Mbak Yu : anak. Kalau sudah mulai cerita tentang Kirana, mata Anggun akan seketika bersinar, dan bercerita begitu banyak hal tentang putri-nya yang berdarah Prancis itu. Dan karena kebetulan gue juga seorang ibu dari seorang putri, bang! Kami cocok. Project-project Pantene bersama Anggun selalu terasa fun, dan relatif gampang banget pengerjaannya.

Kenangan gak penting tapi manis buat gue, salah satunya di bulan Mei 2010 lalu waktu gue harus mendampingi dan supervisi script shooting Pantene di KL. Sebelum shooting, kami latihan script (workshop) baik cara pengucapan, dan speed-nya. Lucunya, bukannya latihan script, kami lebih memilih asik ngerumpi gosip hangat di tanah air : video porno Ariel – Luna Maya. *hehehehehehe. 


Say goodbye,  berpamitan langsung pada Mbak Yu dan seluruh tim produksi Pantene regional di bulan Juli 2010, somehow bikin sedih juga. Kadang masih bikin kangen, sampai hari ini.

Selesai dengan brand kecantikan, gue locat dan handle sebuah brand telco yang berbasis ‘rakyat’, Kartu As. Di Oktober 2010, tim berhasil menyakinkan klien untuk menggunakan endorser baru untuk Kartu As *yang punya positioning sebagai fighting brand. Sebuah nama besar di dunia hiburan Indonesia, yang sedang naik daun dan banyak dicintai banyak lapisan pemirsa TV : Sule.

Biarpun tidak terlalu sering ketemu atau ngerjain project bareng Sule, tapi kerja bareng dengan komedian satu ini juga punya kesan menarik. Mungkin gak banyak yang tahu, kalo sebenernya Sule termasuk orang yang cukup serius dan jempooool sikap profesionalisme-nya. Gak merasa ‘ngetop’ atau bertingkah aneh-aneh. Tipe orang yang sungguh-sungguh, mau belajar, dan punya willing untuk memberikan yang terbaik. Sule, menurut gue endorser yang gampang banget  di-direct. Gak pernah deh tuh, scene-nya dia di-take sampe puluhan kali. Sebuah sikap yang mudah-mudahan gak luntur, sejalan dengan makin ngetop-nya Sule.  

Ada nama lain yang gue juga sempet kerja bareng di saat namanya sedang di puncak : Afgan. Waktu itu (akhir 2009), Afgan dipercaya sebagai endorser Panadol Cold & Flu (brand yang juga gue handle) setelah melalui fit proper test yang panjang dan berliku *lebay.  Tapi susah payah gue inget-inget, rasanya gak terlalu banyak kesan kerja bareng sama golden boy ini. Biasa-biasa aja. Yaaa, rada bertingkah manja-manja imut yang masih bisa dimaafkan-lah. That’s it. Hahahahaha...

Ke depan, ada beberapa nama selebritis Indonesia yang gue berharap kali-kali aja bisa kerja bareng... Hahahahhaa... Atau malah kerja bareng selebritis Korea? Who knows? *ngareeep. 






1 comment:

  1. asik ya kerja jadi creative di advertising, bisa ketemu artis. *pikiran dangkal* *muka serius*

    ReplyDelete