Wednesday, December 22, 2010

Hallo, Ma....

Ma... Gimana sih rasanya  menjadi  seorang ibu dari anak seperti aku dan ade’? Apa sih yang mama rasakan? Capek ya ma? Seneng gak Ma?

Ma, you know that you’ll always be my everything.  You are my world. Gak ada wanita lain, yang tersenyum lebih cantik dari kamu, Ma. Gak ada yang bersuara lebih lembut dan merdu seperti suara mu.

Gak ada sentuhan lain yang lebih aku rindukan, selain sentuhan jari-jari mu. Yang selalu terasa ajaib. Makanan dengan menu paling sederhana  terasa lezat kalau mama yang suapin ke mulut aku. Atau ketika aku masuk angin, flu berat akibat kerja lembur  or kehujanan.  Sentuhan jari-jarimu yang membalur minyak kayu putih di punggung ku terasa bagai obat paling mujarab yang melegakan.

Ma. Puluhan tahun ku lihat, mama bangun paling pagi. Berangkat kantor, dan kembali ke rumah menjelang malam. Selalu dengan senyum di wajahmu. Di masa-masa begitu sulitnya cobaan hidup kita sekeluarga, mama tetap tersenyum. Selalu penuh kasih....  Berapa juta ucapan terimakasih yang harus terucap, untuk sedikit membayar lelah mu, Ma?

Ma, aku tahu kamu bukan malaikat. Mama ku, wanita biasa. Pernah aku melihat butir air mengalir dari matamu, dan saat itu dunia ku terasa runtuh. Aku tak sudi sedih ada dalam hidupmu Ma. Maka ketika kamu kembali menangis, kupastikan itu karena rasa bahagia. Kamu menangis bahagia, saat aku bisa kuliah. Way beyond mimpi mu. Aku, anak tertuamu bisa kuliah saat kondisi ekonomi keluarga kita sangat minim. Atau ketika kembali air itu mengalir di pipi mu yang lembut, di hari aku menikah dan memohon restu dari mu.

Aku tahu, aku selalu istimewa untuk mu. Aku juga tahu, ade’ berarti segalanya untuk mu. Tapi kamu tidak meneteskan butir mutiara saat dia selalu ranking 1 dan di terima di Fakultas Hukum Unbraw. Jadi, tentu aku merasa lebih istimewa dari dia. Hahahahahah...

Ma. Cape ya? Nanti aku datang ya. Biar aku pijat tangan dan pundakmu. Biar aku bersihkan dan rapihkan seluruh rumah. Kamu santai saja. Bermain bersama malaikat cantik mu. Yang sukses menyingkirkan posisi  istimewa  aku dan ade’ di hatimu, sejak lebih dari 5 tahun lalu. Cucu. 

Ma, apa sih doa mu? Apa sih harapan mu? Gak usah jawab Ma. Kurasa aku tahu.
Di menit pertama saat aku hampir meledak dengan rasa sakit mengejan, dan baby mungil keluar dari rahim ku, seketika aku tahu betapa surga telah terbuka untuk mu, Ma. Di hari pertama aku menyusui putriku, tersadarlah aku. Surga betul ada di telapak kaki mu.

Ma, I can’t describe my feelings for you in words.... Aku sekarang ada di sini, mengetik tulisan seperti ini, semata karena sambung nyawa dari mu 30 tahun lalu. Aku ada di sini, seperti ini, karena kamu telah mengorbankan begitu banyak hal untuk aku. Untuk kami.

Ma, I love you. I really do...






No comments:

Post a Comment