Tuesday, October 26, 2010

3 kota idaman, untuk hidup damai...

Dear friends.... Bukan mau sok gaya, tiba-tiba bikin postingan macam ini. Sumpah, belum dari 1-pun kota ini pernah gue kunjungi. Sumber-nya semata-mata dari baca, liat fotonya, nonton, dan menghayal bagaimana rasanya kalo beneran bisa tinggal di sana....

Dari wikipedia, ini 10 kota idaman untuk tinggal dari seluruh dunia : Vienna, Zurich, Geneva, Vancouver, Auckland, Dusseldorf, Frankfurt, Munich, Bern, Sydney. 8 kota di eropa (Switzerland, Germany, Austria), 1 kota di Canada, dan 1 kota lainnya di Australia.

Sebenernya, versinya macem-macem. Tergantung dari lembaga yang melakukan survey. Tapi dari berbagai macam versi-nya, rata-rata kota-kota idaman ini memang berada di eropa terutama di Germany. No wonder.... karena kota-kota di Germany, rata-rata teratur, sistematis, pertumbuhan ekonomi stabil dan sudah maju sistem transportasinya. Belum lagi biaya pendidikan dan kesehatan yang AMAT murah, dan kebebasan beribadah serta tingkat toleransi penduduknya paling tinggi di seluruh dunia. Sangat mencengangkan, mengingat negara ini biang keladi perang dunia.....

Anyway.... gue pun punya versi sendiri. Kalaupun bisa bermimpi tinggal di salah satu kota di bawah ini, satu-satunya concern gue adalah kondisi masyarakatnya. Masyarakat yang plural, umumnya lebih open minded dan gak masalah menerima ‘warga’ baru. *duile kaya beneran mau pindah ajeee... So, cekidoooot :

1.       Aukland, New Zealand
Kalo liat dari foto-foto kota-nya, ehhhm sangat mengiurkan. Terletak di pinggir pantai, sekaligus di kaki sebuah bukit hijau yang subur. Banyak Universitas & kampus top, dan sistem transportasi-nya ok bengeeet.




2.       Kyoto, Japan
Ibu kota Jepang sebelum akhirnya pindah ke Tokyo. Punya banyaaak banget objek wisata di seputar kotanya. Masyarakatnya masih sangat hormat sama tradisi dan budaya, juga cinta sama seni. Kuliner-nya dahsyat! Kota-nya tidak se’canggih’ Tokyo, tapi tetep luar biasa, kalo dibandingin kota-kota lain di Asia. Ada beberapa universitas kelas dunia, dan beberapa perusahaan super-besar dunia yang bermarkas di sini. Biaya hidup-pun, tidak se-gila kota Tokyo. *nah, cukup menjanjikan gak? gleeeg




3.       Boston, USA
Aiiiiih, bukan ikut-ikutan anak pejabat Cyiiiin... Hahahaha... Sumpe deh, klo liat dan baca profile kota ini lo pun akan maklum kenapa gue milih kota ini. Daya tarik utamanya, darena kota ini ‘family friendly’ banget. Taman kota dan museum ada di mana-mana. Apalagi kampus-kampus top dunia.... di sini sarangnya.... Seandainya gue bisa tinggal di kota ini, gak akan susah mikir sekolah buat anak kali yeeee? *hah, you wish...




Selain 3 kota ini, sebenernya kota-kota di Germany juga menggiurkan. Tapi bingung milihnya! Semua-nya ok... hahahahhaha.... paling-paling pada akhirnya milih kota yang akses International Airport nya ok, dengan pilihan direct flight ke Jakarta. Yaaa, mana tau tiba-tiba kangen ketoprak atau bubur ayam bisa gampang pulang... *juga klo mudik lebaran kali ya? Huhahahahhahahaha....

Ok, sekarang giliran lo. Gue juga mau tau 3 kota paling yahud versi lo yaaa!

Saturday, October 23, 2010

How I Met Your Father... (Season 2, episode 1)

Ya, musim kini beralih. Sebuah kehidupan baru, menanti untuk ditaklukkan. Masa-masa kuliah yang super senang, sekarang sudah selesai. Realita, benar-benar sudah di depan mata. Sudah gak ada lagi hari-hari main yang terbuang sia-sia. Saatnya untuk faced the world.


I’m a new freshmen. Dengan bayangan muluk-muluk tentang betapa ‘seru’nya dunia kerja. Betapa dewasanya saya, karena pundak bertambah bebannya. Untuk melesat terbang tinggi meninggalkan ketergantungan pada uang orang tua. Sesuatu, yang sebenernya, sama sekali gak mudah.


My Dear Princess...


Di usia awal 20, aku si anak Depok mencoba menakluk-kan Jakarta. Untuk melakukan jejak pertama aku gak segan untuk memulai benar-benar dari ‘nol’. Bukan sebagai karyawan baru, tetapi sebagai tenaga magang. Sesuai dengan major kuliah yang ku-pilih, industri periklanan Indonesia, siap ku masuki.


Saat itu, awal 2002. Kesempatannya datang tak sengaja melalui tawaran seorang teman. Sebagai copywriter magang di sebuah agency periklanan kecil di bilangan mayestik. Saat aku mulai kerja di sana, hubungan ku dengan Mr.D bisa dibilang benar-benar sudah tidak ada harapan. Kadang kangen, tapi lebih banyak lagi sudah benar-benar siap untuk melupakan.


Dan petualangan baruku di dunia kerja, sukses membuatku sibuk. Mengalihkan banyak harapan yang pernah tersimpan antara aku dan Mr. D.....


My Dear Princess...


Ternyata, masuk dunia kerja, bener-bener seperti memasukkan kaki ke sebuah dinding yang bisa tembus ke dimensi lain. It was totally different dengan dunia kampus. Semua, dituntut untuk tahu arti tanggung jawab. Gak bisa lagi suka-suka atau seenaknya. Setiap hal, gak bisa lagi dibikin asal-asalan. Harus benar-benar difikirkan dengan kesungguhan.


Dan bertemu dengan begitu banyak orang baru. Berkenalan, dan kemudian berteman. Saat itu, aku berteman dekat dengan seorang media planner di kantor. Orang baik, taat ibadah dan sayang keluarga. Pelan-pelan kami jadi lebih dekat. Tanpa direncanakan, akhirnya kami coba untuk saling menjajaki. Dengan harapan, mungkin saja kami berjodoh.


Tak perlu waktu panjang, untuk aku kembali menyadari hubungan seumur jagung ini tak akan pernah berhasil. Kembali aku menyerah, dan kami sepakat untuk kembali menjadi teman baik.


Dipergerakan waktu, di hari-hari yang berlalu, sedikit banyak berita dan kabar tentang Mr. D tetap datang dan menghampiriku....


Bersambung....

Thursday, October 21, 2010

How I Met Your Father.... (Season 1, episode 3)

My Dear Princess…

Berikutnya, bulan-bulan kuliah jadi terasa lebih menyenangkan. Tiba-tiba berangkat kuliah, jadi sesuatu yang ditunggu. Jadi semangat. Aneh, sebuah titipan salam bisa bikin dunia terasa jungkir balik dalam semalam. *lebaaaay

Pelan-pelan aku juga berani gentian titip salam duluan. Tentu aja lewat Miss Kriwil. Seru titipan salam, akhirnya ada juga kesempatan buat kenalan. Moment-nya cukup bikin muka merah padam sih. Karena seperti bukan rahasia lagi *lha emang udah terang-terangan*, temen-temen dekat tahu cerita titipan salam.

Jadi suatu siang di balsem, lagi-lagi dengan bantuan miss kriwil aku kenalan langsung dengan Mr. D. Dia berada di tengah-tengah geng nongkrongnya. Aku berada di tengah-tengah temen-temen deket. Semua ngeliat pastinya, betapa konyolnya tampang ku waktu itu.

My Dear Princess…

Dari segala sesuatu yang awalnya terasa berjalan lambaaat banget, tiba-tiba sekarang bergerak dalam tempo super cepat. Tau-tau, Mr. D jadi sering muncul di hadapan untuk sekedar ‘say hi’ dan ngobrol-ngobrol ringan… tau-tau dia minta nomor telepon rumah… Tau-tau dia jadi hafal jadwal kuliah ku, dan selalu berada dekat-dekat gedung kuliah. Tiba-tiba dia jadi ‘ngintilin’ aku dan temen-temen… Haaaaah…

Seneng sih. Banget. Tapi malu juga ya sama temen-temen… Berasa aneh aja… Mr. D selalu berada around us. Gak ganggu sih. In fact, dia malah gak banyak ngomong sama sekali. Malah jadi rada aneh ya..? hahahhahahaha…

Sampai oneday, dia 'meminta'. Minta aku jadi pacarnya. *please note, waktu itu aku masih less knowledge ya tentang hubungan yang syar’i antara laki-laki + perempuan… Singkat kata, dengan detik-detik nembak yang manis akhirnya jadianlah kami.

My Dear Princess…

Tapi terkadang, apa yang menurut kita ideal dan menyenangkan belum tentu jadi yang terbaik untuk kita di mata Allah yang Maha pengasih. Gak perlu waktu lama. Sekitar 1,5 tahun kemudian aku dan Mr.D sepakat untuk berjalan sendiri-sendiri. Bye-bye Mr.D….

bersambung…


Tuesday, October 19, 2010

How I Met Your Father.... (Season 1, episode 2)

Singkat kata, periode mabim selesai. Dan sukses menorehkan secuil misteri tentang si kakak senior baik hati itu....

My Dear Princess...

Yes, it's true... Aku yang crush-on duluan... *walaupun nanti belakangan kamu juga akan tahu, dia yang lebih cinta mati sama aku...

Hari-hari kuliah, hari-hari sibuk. Saat itu, jam kuliah ku selalu dimulai setelah jam 12 siang. Sedang dia, mulai kelas kuliahnya di pagi hari. Beberapa kali dalam sehari, aku berpapasan dengan dia di area kampus. Paling sering, saat makan siang di area kantin paling happening di FISIP UI jaman itu. Namanya 'balsem' alias balik semak. Sayang, kantin legendaris ini sekarang udah gak ada. Aku jadi gak bisa sok-sok mau memori daun pisang di sana...

Satu tempat lagi, biasanya aku tak sengaja *yeah rite* bertemu dengan dia. Kita sebut saja dia Mr. D.... Sering aku berpapasan dengan Mr.D di mushalla kampus. WOW... Makin suka.. Karena aku, suka dengan laki-laki yang takut pada Tuhan-nya...

My Dear Princess...

Mr. D itu, bener-bener cool guy abish. Gayanya tuh, sok dingiiin banget. Boro-boro mimpi dia ngajakin kenalan... Bisa dapet bonus senyuman pas papasan aja, udah bagus! Biarpun tugas-tugas kuliah segunung, aktifitas curi pandang sama Mr.D selalu menyenangkan dan aku tunggu-tunggu tiap harinya...

JUST IT. Curi-curi pandang. Gak berani negor ngajak kenalan, apalagi sampe sok akrab ngaja ngomong. Hadeeeh gak deh! Temen-temen ku saat itu, tau banget kalo aku jatuh suka sama Mr.D... Jadi kadang-kadang mereka berbaik hati ngasih info di mana Mr.D hari itu terlihat.... *sigh, penting banget lho!

Sampai di suatu hari, di pertengahan tahun 2000, aku hrus ucapkan banyak terimakasih pada seorang sahabat  *kita panggil aja Miss Kriwil ya, mudah-mudahan dia gak marah disebut-sebut di sini* dan bis Debora jurusan Lebak Bulus – Depok. Di suatu siang yang panas, di dalam bus tanpa AC yang umpel-umpelan, Mr. D dan Miss Kriwil berkenalan. Teman ku ini, si Miss Kriwil memang banyak temennya. Kenal sama si ‘A’ yang kebetulan temen si ‘B’ dan juga temenan sama si ‘C’. Pokoknya, jaringan temen kampus-nya lebih banyak ketimbang aku. Dan hari itu, mereka temenan! *wowwww...

Yang aku inget kemudian, Miss Kriwil membawa kabar termerdu siang itu pada ku. Sejak hari itu, mereka selalu bertegur sapa tiap tak sengaja berpapasan.. *lagi-lagi biasanya di lingkungan mushalla FISIP UI... Well, Mr. D tau bangeeeet kalo aku temenan sama Miss Kriwil. Pun suka jalan dan kumpul bareng-bareng di Balsem kala itu. Bertemannya Mr. D dengan Miss Kriwil, seperti pintu gerbang besar yang tiba-tiba muncul di depan ku!

Walaupun aku berusaha ‘biasa’ aja tapi ternyata tetep tuh efeknya gak biasa... *ah jadi malu. Maksud ku, aku dengan cuek bilang ke temen-temen terdekat aku suka Mr. D. Temen-temen tau banget, aku suka curi-curi pandang sama dia. Pikir-pikir lagi, gileeeee yeee! Nekat banget sih aku saat itu! Sok ke-PD-an bangeeet...Mungkin beberapa temen saat itu mikir, aku centil kali ya.... *maluuuuu attitude macam apa itu??... Tapi, so far, aku belum sampe nekad kirim salam sih. Sumpah, nyali cuman nyala sampe di curi-curi pandang...

Benarkaaaah? Karena kemudian, dengan kecepatan yang diluar dugaan tiba-tiba kisahnya seperti dream comes true. DIA KIRIM SALAM, lewat Miss Kriwil! *cubit-cubit tangan sendiri....


bersambung....


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, October 17, 2010

How I Met Your Father... (Season 1, episode 1)

My Dear Princess...

Yes. Sejujurnya aku (NOT ‘gue) terinspirasi film seri favoritku setahun belakangan ini ‘How I Met Your Mother’. Idenya adalah, aku akan menceritakan padamu, tentang kisah bagaimana aku bertemu dengan ayah-mu.

My Dear Princess...

Postingan aku kali ini, tentu akan jadi postingan paling sedikit ‘bumbu’ karena sejujurnya masih ada mereka-mereka sahabat baik ku para saksi hidup yang mungkin saja ikutan baca blog aku. *GR mode on. Jadi, sedapat mungkin aku akan jujur sejujurnya tentang kisah ini. Tidak ada rekaan nama peristiwa dan lokasi... *halah...

My Dear Princess...

Kisahnya, mundur sedikit jauh ke tahun 1998. Ehm... WOW! 12 tahun lalu. Yah, sekitar 12 tahun lalu, pertama kali aku melihat sosok ayahmu. Oiya, sorry kalo kesannya jadi kayak sinetron. Tapi memang seperti inilah kisahnya : ayah mu, kakak senior ku di kampus. Aku jatuh suka padanya, pada pandangan pertama.

Saat itu, tahun ajaran baru. Kehidupan ku sebagai seorang mahasiswi, akan segera dimulai. Untuk bisa bergabung dengan aman-tentram dalam kampus FISIP UI kala itu *entah kalau sekarang, ada serentetan kegiatan yang wajib diikuti para mahasiswa baru. Waktu itu, istilahnya ‘mabim’. Masa bimbingan, selama sekitar 1 bulan.

Semua mahasiwa/i baru, punya kewajiban tambahan ini itu dari para senior, dengan tujuan *yang katanya adalah pengenalan kampus secara mendalam. Termasuk, kenal sama jajaran senior-senior-nya. Lebih khusus lagi senior-senior yang aktif di kepengurusan senat, dan masih jomblo. Mereka tampil paling pol-polan di depan para mahasiswi baru.

Ok. Dari jejeran senior-senior penuh aksi ini aku jatuh suka pada seseorang. Sosoknya, termasuk kategori ‘kalem’. Gak seatraktif temen-temen seniornya yang lain. Lebih ‘jaim’ lah. Rambutya cepak ikal, tas ransel biru kumuh, jeans super belel, gaya jalan diayun malas, senyum adem dan tatapan mata yang tajam. Setajam silet... Dash!

Dan yang beneran bikin aku jatuh hati pada dia, kisah ini. Hari itu, acara mabim sudah hampir berakhir. Semua mahasiswa/i baru punya PR untuk mendapatkan ratusan tanda tangan senior di kampus yang akan ‘diperiksa’ sebagai syarat kelulusan acara mabim. Sadar tanda tangan mereka sedang dikejar, most of the seniors pasang harga mahal. Sok-sok pake ngerjain mereka-mereka yang minta tanda tangan. Iseng, jahil, kocak, gombal... Aneka rupa. Sewaktu aku ‘memburu’ senior mana yang akan aku todong tanda tangan, aku melihat dia.

Duduk, di antara sekitar  6 orang ‘geng’ asoy-nya. Kalem. Senyum ramah. Cuma dia, yang ngasih tanda tangan gratisan tanpa syarat. Melesat-lah aku mendekatinya. Kami saling pandang sebentar. Biasa aja sih. Gak sampe ada setrum. Tapi berkesan. Tanda tangannya gratis, plus ngasih bonus pesan kecil di deket tanda tangannya  ‘welcome to fisip’.... *gak meaning. Huh...

bersambung.....

Wednesday, October 13, 2010

Hello Stranger! **

Yeah benar. Yang gue maksud, emang judul film Thai yang belakangan ini lagi banyak diomongin. Gue-pun termasuk yang ‘demen’ sama film ini. Jujur, gue sih belon nonton. *sigh. Tapi gue udah pesen khuhus DVD asli-nya dari temen yang sekarang lagi tugas ke Bangkok, PLUS trailer-nya udah khatam gue tonton berulang-ulang kali di youtube. Bagi yang belon nonton : ih rugi deh loooo hehehehhe.... ini link-nya : http://www.youtube.com/watch?v=R6qZ3PUvzsc

Selain judul film cihuy ini, ada satu hal lagi yang gue maksud dari judul postingan di atas. ‘Hello Stranger!’ adalah persis sama dengan apa yang gue rasakan dan gue pikirkan lebih dari 2 bulan lalu, pada semua isi kantor baru.

Yup! Ini bulan ke-3 gue menjadi new-comer di kantor. Bulan pertama, adalah masa adaptasi yang terasa cukup kilat banget dilewatinnya. Di bulan ke-2 ‘Hello Stranger!’ pelan-pelan mulai berganti menjadi ‘Hello Guys!’ seiring dengan gue mulai merasa dekat dan akrab dengan semua penghuni ruangan *catet, baru 1 ruangan. Belum satu kantor yeeee.... piiiuh...

Gak jauh beda dengan kantor-kantor iklan lainnya, gue gabung dalam sebuah tim kreatif yang terdiri dari beberapa orang. Tanpa sengaja tentunya, lagi-lagi gue menjadi wanita satu-satu-nya dalam tim. Tapi gak masalah sih. Bekerja dalam tim yang mayoritas laki-laki, somehow malah lebih nyaman buat gue. Karena cukup gue seorang yang ngalamin PMS setiap bulannya. HA-HA-HA.

Menjadi ‘orang-baru’, kadang gak semudah yang dibayangkan. Hal pertama, tentu aja gue punya kewajiban untuk mulai menghafal dengan baik wajah dan nama-nama orang sekantor. Terutama mereka-mereka yang sehari-hari berhubungan langsung dengan gue. Aneh dong, kalo gue sampe gak hafal nama office boy kantor.... Yang sumpe gue ampe hari ini belum hafal: nama-nama petugas security dan jajaran supir kantor. Selain wajah mereka kok mirip-mirip (justifikasiiih!), jumlah-nya banyak bow... *i will! Gue akan hafal mereka semua, sebelum masuk bulan ke-4...janji... hiks.

So, hari-hari ‘Hello Stranger!’ gue sedikit demi sedikit mulai berganti. Alhamdulillah..... Apalagi, minggu ini, gue dapet kepercayaan untuk gabung di panitia kecil acara kantor untuk minggu depan. Panitia kecil, yang terdiri dari semua divisi di kantor. Kesempatan buat gue, kenal lebih deket lagi temen-temen non tim. Yang biasanya cuman papasan di lobby depan, sekarang udah mulai saling tegur dan ngobrol ini itu. Fun. Karena gue, bisa nambah temen. Dan tentu aja, merasa lebih ‘dekat’ ketika berada di kantor.

So, gimana dengan lo? Pernah gak lo juga berkata pelan dan sedikit gak yakin : Hello Stranger...?







Tuesday, October 05, 2010

Captured Moments : Once Up On a Weekend....

Ini mengapa, gue selalu mencintai sabtu dan ahad, lebih dari hari-hari yang lain. Ini mengapa, gue selalu ekstra gembira saat jumat sore, dan ekstra malas di ahad sore..... Semua, diambil akhir pekan lalu 2-3 Oktober 2010. Melalui lensa kamera saku canon ixus andalan....


Sabtu pagi, dimulai dengan segelas susu hangat buatan sendiri... 

It's Pasta Time! Home-made Spaghetti kesukaan Caca, is ready to be enjoyed!

Sambil bersepeda, saatnya mencuri manfaat hangatnya sinar mentari pagi....

Sudah rapiiih! Tapi karena gak ikutan ke kondangan, kami berdua 
memilih hunting DVD di Poins Sq!

Lunch time, @solaria with our fav. dish : fillet ikan goreng... yummy!

Ahad ceriaaaa..... Akhirnya, nyampe juga di pasar rumput... 
Kalap liat jejeran sepeda...

Akhirnya, jatuh cinta dan bawa pulang si putih ini... si putih #2!

Next stop, Gandaria City! Cool Place... Perfect luch @Eat&Eat... 
Reminds me of KL, somehow...

Sambil menunggu santapan datang....






Apa lagi, yang lebih lezat dari masakan rumah? Karedok, siap disikaaat!


Ini, Bu Guru Caca dan para muridnya.... *white board hasil hunting di pasar gembrong...

Saturday, October 02, 2010

What is Your Last Three _____________ ??

Yuhuuuuuuuuuuuuuiiii!! Postingan gue di Day 14 yang berjudul ‘Susuk Korea’ ternyata mencetak ‘hit’ paling sering dibaca oleh pengunjung.... hahahahaha....  Thanks bangeeeeet!! Sungguh kalian yang membaca postingan-postingan gue, punya hati yang baik... *HAHAHAHA, padahal gue rasa yang rajin baca cuman yang kasian aja ama gue... hiks.

Sekarang gue bikin postingan ringan aja kali yaaa.. Sekedar sharing, biar lebih akrab *idih, sama siapa cobaaaa

What is Your Last Three NOVEL?
Gue :
1.  Perahu Kertas, Dee
Terakhir gue baca, sekitar 2 minggu lalu. Bukan untuk kali pertama, tapi untuk sekitar kali yang ke-5. Gue baca beberapa karya Dee. Sejujurnya, di ‘Perahu Kertas’ ini gue merasa lebih ‘deket’ sama Dee... Bagi gue, novel ini seperti jempatan yang Dee bangun, untuk bisa sampai di hati para pembacanya. Karya Dee yang ini, terasa hangat, sederhana, membumi. Siapapun, tidak akan merasa ‘minder’ karena merasa kurang ‘knowledge’, seperti apa yang pernah saya rasakan waktu membaca novel-novel Dee sebelumnya : ilmiah, mikir, pinter, wawasan global. ‘Perahu Kertas’, berhasil membuat gue jatuh cinta berat sama Keenan, dan begitu sayang sama Kugy. *menunggu...menunggu...menunggu versi layar lebarnya!

2.  Negeri 5 Menara, A. Fuadi
Ok. Jujur, kayaknya hanya novel ini punya kans besar buat ngalahin rekor ‘baca ulang novel’ yang pernah terjadi pada gue. Sebelumnya, Harry Potter buku 5 pegang rekor baca ulang (meskipun gue gak tau jumlah persisnya yaaa... wkwkwkwkkwkk....). Jadi terasa sering, mungkin karena novel-nya tidak terlalu tebal dan begitu ringan tampa perlu mikir bolak-balik gali memori untuk merangkai kisahnya (padahal, formatnya ‘flash back’ loooh). Ini novel dahsyat! Sejak gue beli di pertengahan tahun 2009, rata-rata gue baca ulang 1X tiap 2 bulan. Ehm... jadi udah sekitar 7X baca ulang. Dan akan keep going, sambil nunggu sekuelnya terbit akhir tahun ini.Gue berharap, bisa ikut mendengar cerita-cerita di bawah menara masjid saat Sahibul Menara berkumpul dan saling berbagi ...

3.  Alita @First, Dewie Sekar.
Nah, ini novel terakhir yang gue beli, minggu lalu. Baru kelar dibaca tadi pagi. Padahal novelnya gak tebel-tebel amat. Kelamaan bacanya. Bukan karena novelnya jelek (gue sukaa semua novel-novel Dewie Sekar sejak dahulu kala). Semata karena minggu ini kerjaan gue lagi pa-to-the-det...padet. Seperti gue tebak, novel ini ‘bersambung’. Tapi gue belum mutusin, apa akan nunggu kelanjutannya.... hm.




What is Your Last Three DVD Title?
Gue :
1.  Grey Gardens
Nonton ulang yang ke-2 kali, sekitar seminggu lalu sebagai pengantar tidur. I just love the idea of the story. Dan melihat acting Drew Barrimore di film ini, terasa lebih menarik.  What do you think?

2.  Best of Time
*blushing..... Ehm, terakhir nonton 3 hari lalu. Juga sebagai pengantar tidur. Ceritanya simple, dan mengangkat setting profesi yang cukup segar sih... dokter hewan. Ini film cinta bikinan Thailand ke-2 yang gue tonton... Sebelumnya, gue ter’jungkang-jungking’ nonton Bangkok Traffic Loce Story. Dan berimbas sukses beneran sama Bangkok. *dengan bahasa dan tone-nya yang belum bisa berdamai dengan telinga gue... sigh.

3.  Leap Year
Gue beli tadi siang. Udah kelar nontonnya. Seneng, mata dimanjain dengan pesona Irlandia. Tapi gak sampe bikin jadi kepengan ke sana sih. Heheheheheh.. Lumayan menghibur dengan rangkaian cerita sederhana... ;)




Apakah ada yang sama dengan lo? Gantian doowng... Sharing : What is Your Last Three ________?

Salam senyum!